Kondisi Global Makin Ngeri, Sri Mulyani Proyeksi Ekonomi RI Capai 5,2 Persen di Semester II 2024

Kondisi Global Makin Ngeri, Sri Mulyani Proyeksi Ekonomi RI Capai 5,2 Persen di Semester II 2024

Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia di semester II 2024 masih akan berada di atas 5 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi RI di paruh kedua 2024 akan berada di kisaran 5 – 5,2 persen.

“Proyeksi untuk semester II 2024 dari pertumbuhan ekonomi kita memperkirakan pada kisaran 5,0-5,2 sehingga outlook untuk keseluruhan tahun di 5,0-5,2,” ujar Sri Mulyani dalam Raker Banggar DPR RI dengan Menkeu dan Gubernur BI, Senin 8 Juli 2024.

Baca juga: Sri Mulyani Optimistis Ekonomi Semester I 2024 Tumbuh di Atas 5 Persen, Apa Pendorongnya?

Sri Mulyani menjelaskan proyeksi tersebut masih sesuai dengan asumsi pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2024 yang sebesar 5,2 persen.

“Ini masih mendekati dari asumsi pertumbuhan ekonomi di APBN yang 5,2 persen,” jelasnya.

Sri Mulyani menyebutkan pertumbuhan tersebut akan ditopang oleh kuatnya permintaan domestik. 

“Untuk outlook semester II, kami perkirakan masih relatif bertahan atau resiliensinya masih bisa bertahan, dengan domestik demand yang masih relatif bisa dijaga dengan inflasi yang terjaga rendah,” imbuhnya.

Meski demikian, pihaknya masih mewaspadai lingkungan global yang masih bergerak dinamis. Hal ini salah satunya dari hasil Pemilu global. 

“Kita juga tetap waspada terhadap lingkungan global yang masih dinamis, terutama di drive perubahan perubahan dari pemerintahan dari hasil Pemilu. Dan hubungan antar negara-negara yang mengalami ketegangan sangat tinggi dengan geopolitik meningkat,” ujarnya. 

Baca juga: Komisi XI DPR Setujui Pertumbuhan Ekonomi 5,5 Persen di 2025

Sehingga, bendahara negara ini memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun akan ada di kisaran 5,0 persen hingga 5,2 persen.

“Keseluruhan tahun adalah 5,0-5,2 persen untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ini untuk menggambarkan kita masih mempunyai buffer dari sisi domestik faktor yang harus kita jaga terus agar pada saat kondisi global yang  memang tidak bisa kita kontol bisa kita kontrol,” imbuhnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News