Jakarta – PT PLN (Persero) melakukan kerja sama pendanaan dengan World Bank, Canada Clean Energy & Forest Climate Facility dan Clean Technology Fund sebesar USD581,5 juta dalam mendukung peningkatan akses elektrifikasi di Tanah Air.
Diketahui, program transisi energi serta digitalisasi perseroan yang ditandai dengan penandatanganan skema hibah dan perjanjian pinjaman langsung dengan Sovereign Guarantee, bertajuk Program Indonesia Sustainable Least-cost Electrification-1 (ISLE-1).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menekankan, pentingnya kerja sama pendanaan World Bank melalui program ISLE-1 untuk pembiayaan rencana distribusi, transmisi, dan pembangkit listrik menuju elektrifikasi Indonesia 100 persen.
Baca juga: Top! Laba Bersih PLN 2023 Tembus Rp22,07 Triliun, Tertinggi Sepanjang Sejarah
Menurutnya, program ini juga akan membiayai korporasi untuk peningkatan bauran energi baru terbarukan, mengurangi biaya pembangkitan, dan memperkuat kapasitas keuangan dan operasional PLN.
“ISLE-1 berfokus pada dua wilayah yakni Maluku dan Nusa Tenggara, karena kedua wilayah tersebut memiliki tingkat elektrifikasi yang rendah dan rata-rata biaya pembangkit listriknya tinggi,” katanya, dikutip Kamis, 13 Juni 2024.
Diakunya, PLN transisi energi tidak bisa dijalankan sendiri. Sebagai lokomotif transisi energi, PLN terus membangun kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mencari solusi dari tantangan yang ada.
“Transisi energi tidak bisa dijalankan dalam suasana kesendirian, karena terdapat tantangan teknis, strategis, operasional, dan juga pendanaan. PLN telah memetakan seluruh tantangan tersebut sehingga setiap tantangan dapat diatasi, dapat dimitigasi, dan dapat dikelola agar bisa terus maju dan mencapai misi transisi energi,” jelasnya.
Baca juga: Di Pertemuan IMF dan World Bank, Bos BI Tekankan Pentingnya Bauran Kebijakan
Sementara, Direktur World Bank untuk Indonesia dan Timor-Leste Carolyn Turk mengatakan, World Bank siap mendukung komitmen Pemerintah Indonesia untuk mencapai 100 persen elektrifikasi dan percepatan EBT.
Pendanaan ini diharapkan dapat menciptakan keseimbangan antara investasi jaringan yang dibutuhkan dengan permintaan listrik yang besar, khususnya wilayah di Kepulauan Bagian Timur.
“World Bank siap mendukung komitmen Pemerintah Indonesia untuk mencapai 100 persen elektrifikasi. Tingkat elektrifikasi rumah tangga yang lebih besar, khususnya di Kepulauan Bagian Timur, akan memberikan peluang ekonomi tambahan, terutama bagi perempuan,” bebernya.
Tak hanya elektrifikasi, Turk juga menyebut pendanaan program ISLE-1 juga diperuntukkan untuk mendukung pengembangan EBT di Indonesia.
“Investasi pada energi terbarukan yang penting untuk menjadikan sektor ini berada pada jalur yang lebih efisien dan berkelanjutan sekaligus meningkatkan keterjangkauan dan keandalan,” pungkasnya. (*)
Editor: Galih Pratama