Jakarta – Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa mengomentari soal lembaga keuangan Amerika Serikat (AS) Morgan Stanley yang menurunkan peringkat saham Indonesia menjadi ‘underweight’ dalam alokasi pasar Asia dan pasar negara berkembang.
Salah satu alasan Morgan Stanley menurunkan menurunkan rekomendasi itu karena menganggap program makan bergizi gratis Prabowo-Gibran bakal menjadi beban fiskal yang besar, serta prospek pendapatan Indonesia yang dinilai memburuk.
Suharso mengatakan pemerintah akan melakukan lebih banyak belanja modal yang bersifat atau investasi berbasis revenue based.
Baca juga: Morgan Stanley Nilai Pasar Saham Indonesia Underweight, Ada Apa?
“Itu yang sampai hari ini saya ketemu dengan timnya Presiden terpilih. Jadi bukan belanja modal yang menimbulkan belanja barang, bukan belanja modal yang memberikan beban utang kepada pemerintah yang pada otoritas fiskal yang gak ada sumbernya,” kata Suharso kepada wartawan di Kompleks Parlemen DPR RI, Kamis, 13 Juni 2024.
Dengan begitu, kata Sunarso, belanja modal ini akan memiliki self financing untuk mengatasi Capital Expenditure atau belanja modal.
“Itu sangat dimungkinkan karena di UU perbendaharaan negara itu pemerintah boleh melakukan investasi termasuk beli saham, kemudian menerbitkan SUN dan melakukan investasi langsung,” jelasnya.
Baca juga: Saham BRIS Masih Kokoh Usai Muhammadiyah Alihkan Dana Triliunan
Suharso mengklaim saat ini pemerintah juga sudah melakukan banyak investasi langsung, seperti Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Nantinya, akan ada Kementerian/Lembaga (K/L) yang belanja modalnya didorong untuk revenue based.
“Itu bagus. Tidak seperti sekarang belanja modal yang dibebankan semua utang-utangnya itu kepada otoritas fiskal. Tapi sekarang masing-masing K/L mereka punya peluang untuk revenue based ya silakan,” imbuhnya. (*)
Editor: Galih Pratama