Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (6/6) indeks harga saham gabungan (IHSG) berbalik dibuka menguat ke level 7.001,40 atau naik 0,77 persen dari level 6.947,80.
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 769,22 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 15 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp250,78 miliar.
Kemudian, tercatat terdapat 73 saham terkoreksi, sebanyak 164 saham menguat dan sebanyak 204 saham tetap tidak berubah.
Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat IHSG secara teknikal pada hari ini akan diprediksi bergerak menguat dalam rentang 6.920 hingga 7.040.
Baca juga: IHSG Berpeluang Lanjut Melemah, Simak Rekomendasi Saham Berikut
“Pada perdagangan Rabu (5/6), IHSG ditutup turun 2,14 persen atau minus 151,64 poin di level 6.947. IHSG hari ini (6/6) diprediksi bergerak menguat dalam range 6.920-7.040,” ucap Ratih dalam risetnya di Jakarta, 6 Juni 2024.
IHSG terkoreksi cukup dalam senada dengan berlanjutnya aksi outflow investor asing, di mana investor asing jual bersih di pasar ekuitas domestik senilai Rp567,65 miliar (5/6). Aksi tersebut pun mengikuti nilai tukar rupiah JISDOR yang kembali terdepresiasi ke level Rp16.282 per dolar Amerika Serikat (AS).
Selain itu sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG hari ini, antara lain adalah terkoreksinya harga komoditas energi dan metal mining juga menjadi pemberat pergerakan IHSG.
Di sisi lain, Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam rapat dengan Komisi XI DPR RI menyampaikan bahwa postur APBN 2025 masih dibayangi oleh ketidakpastian global dan stagnasi pertumbuhan ekonomi global.
Baca juga: Dinilai Bikin Pasar Tak Kondusif, Kebijakan FCA BEI Diprotes Investor
Sehingga, pekan ini pelaku pasar mencermati posisi cadangan devisa pada Mei 2024 yang berpotensi menurun dari posisi pada April 2024 sebesar USD136,2 miliar akibat stabilisasi nilai tukar rupiah.
Adapun dari mancanegara, Inggris melaporkan kenaikan penjualan mobil pada Mei 2024 sebesar 1,7 persen yoy, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 1 persen yoy.
Sementara dari Asia, inflasi tahunan Korea Selatan (Korsel) pada Mei 2024 turun ke level 2,7 persen dari sebelumnya 2,9 persen, perolehan inflasi tersebut merupakan titik terendah sejak Juli 2023. (*)
Editor: Galih Pratama