Jakarta – Calon Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS BI) Destry Damayanti mengungkapkan ketidakpastian global masih terjadi. Bahkan, kondisi VUCA atau Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity semakin meningkat.
Hal ini disampaikan oleh Destry Damayanti dalam uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) dengan Komisi XI, DPR RI, Senin (3/6/2024)
“Ternyata situasi VUCA hingga saat ini bukannya berkurang, namun justru malah meningkat,” kata Destry.
Baca juga: Fit and Proper Test, Destry Damayanti Fokus 3 Visi Misi Ini sebagai Game Changer
Destry menjelaskan bahwa volatilitas menyebabkan perubahan yang sangat dinamis sehingga ketidakpastian semakin tidak bisa diprediksi ke depannya. Ditambah dengan uncertainty di mana kondisi saat ini tidak jelas dan masa depan jadi lebih sulit diprediksi.
“Complexity karena berbagai faktor saling berkaitansetiap saat, dan ambiguity karena kurangnya penjelasan dan informasi semakin gelap dan membingungkan,” ujar Destry.
Destry menyebutkan, kondisi tersebut dimulai ketika terjadi pandemi Covid-19. Disusul dengan ketegangan geopolitik yang memburuk, antara lain perang Rusia dan Ukraina, Hamas, dan Israel serta semakin memanasnya hubungan Amerika Serikat (AS) dan China.
“Belum lagi kita hadapi climate change yang mengancam ekonomi dan transisi. Higher for longer yang menguatkan USD terhadap mata uang lainnya dan ini berpotensi outflow dari emerging market termasuk Indonesia,” pungkasnya.
Baca juga: Calon Tunggal, Destry Damayanti Diperkirakan Mulus Jadi Deputi Gubernur Senior BI
Tak hanya itu, Destry juga melihat ada risiko digitalisasi seiring dengan perkembangan teknologi. Yang mana arus digitalisasi semakin meningkat dan perlu diwaspadai.
“Masalah yang dihadapi semakin kompleks dan tinggi intensitas serta magnitude-nya. Oleh karena itu dibutuhkan adanya sinergi baik dalam hal kebijakan atau implementasi antara BI dengan pemerintah dengan otoritas lembaga wakil rakyat industri dan lembaga terkait,” paparnya. (*)
Editor: Galih Pratama