Jakarta – Great Giant Food (GGF) melalui salah produk buah segar dengan merek Sunpride gencar melakukan ekspansi bisnis global. Jepang, Korea Selatan hingga negara Timur Tengah berhasil ditembus perusahaan.
“Kita sudah ekspor pisang Sunpride ke Jepang, Timur Tengah, Cina, Singapura dan beberapa negara tetangga lainnya,” ungkap CEO of Fresh Fruit And Go To Market GGF Cindyanto Kristian, di Jakarta, Minggu, 2 Juni 2024.
Ia mengatakan, permintaaan pasar luar negeri untuk produk Sunpride terbilang tinggi. Di mana, mampu memenuhi sekitar 30 persen pasar ekspor hingga 2024.
“Hingga saat ini, 30 persen produk Sunpride sudah ekspor ke luar negeri,” katanya.
Baca juga: Fokus Garap Segmen Milenial, GGF Luncurkan Sunpride Lyfe dan Sunpride RTD Juice
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi pisang di Tanah Air pada 2022 menyentuh 9,24 juta ton, naik 5,77 persen (504 ribu ton) dari tahun 2021.
Adapun, nilai ekspor pisang pada 2022 mencapai nominal US$ 8,7 juta atau naik 42,81 persen dibanding tahun 2021.
Malaysia menjadi negara tujuan ekspor utama pisang RI dengan nilai ekspor mencapai USD3,86 juta (13,49 ribu ton). Di posisi kedua, ada Singapura dengan nilai ekspor mencapai USD1,83 juta (2,69 ribu ton).
Sebelumnya, Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin mengatakan, besarnya pangsa ekspor buah-buahan dunia khususnya komoditas pisang ini menjadi peluang bagi Indonesia.
“Untuk itu, kita perlu terus meningkatkan produksi, baik dari segi kuantitas, kontinuitas, maupun juga kualitas,” kata Wapres, dikutip laman wapresri.go.id, Minggu 2 Juni 2024.
Baca juga: Begini Bentuk Dukungan Great Giant Foods Majukan Petani Indonesia
Lanjutnya, seiring dengan gerakan diversifikasi pangan yang digencarkan oleh pemerintah, pangsa pasar pisang dalam negeri juga semakin potensial.
Sehingga, selain untuk ekspor, pendistribusian komoditas pisang dapat digencarkan secara nasional, karena kuantitasnya pun tersebar banyak di wilayah Indonesia.
“Indonesia itu pisang saja punya banyak sekali. Saya menemukan di Papua Barat saja, di satu provinsi ada 125 jenis pisang. Artinya, kalau se-Indonesia itu bisa ribuan jenis pisang. Ini kekayaan alam kita Indonesia,” pungkasnya.
Kendala Petani Lokal
Meski ekspor pisang memiliki potensi besar, namun produksi buah satu terkendala pelbagai hal. Salah satunya, terkait distribusi pada transportasi logistik petani pisang lokal.
Sebab, jauhnya lokasi angkut dari petani ke pedagang bisa menyebabkan pisang menjadi busuk sehingga tidak bisa dikonsumsi.
“Pisang itu sebaiknya ditanam di dekat tempat penjual karena kalau dibawa terlalu jauh bisa busuk. Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan 1.000 petani pisang binaan,” kata CEO Great Giant Foods (GGF) Tommy Watimena, seperti diberitakan Infobanknews, pada Oktober 2023.
Jumlah tersebut kata dia diharapkan bisa meningkat 6x lipat, menyentuh 6.000 petani binaan untuk memproduksi pisang berkualitas.
Di mana, GGF sebagai pihak yang membantu mendistribusikan produk pisang ke konsumen di Tanah Air hingga mancanegara. (*)