Bali – Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Infobank Media Group, serta didukung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengadakan literasi dan edukasi keuangan di Kabupaten Tabanan, Bali, Jum’at, 31 Mei 2024.
Kegiatan bertajuk “Pemberdayaan Wanita Mandiri Melalui Cakap Keuangan” ini diikuti lebih dari 500 wanita pelaku UMKM Tabanan.
Dibuka oleh Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya diwakili Sekretaris Daerah Tabanan, I Gede Susila, gelaran ini menghadirkan Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, dan Indah Kurnia, Anggota Komisi XI DPR RI sebagai pembicara.
Dalam sambutannya, I Gede Susila mengungkapkan, jumlah UMKM di Kabupaten Tabanan mencapai 42 ribu. Kebanyakan bergerak di sektor pertanian. Selain itu non pertanian, aneka usaha dan perdagangan.
Tentu semuanya perlu sentuhan sektor keuangan.
Baca juga: OJK Sebut Skema Student Loan Hanya untuk Alternatif Pembayaran UKT Mahasiswa
“Ibu-ibu yang datang hari ini baru 500. Kalau diberi jatah lebih, puluhan ribu saya bisa hadirkan. Para pelaku UMKM wanita ingin mengetahui bagaimana memajukan usahanya, di tengah berbagai keterbatasan yang mereka miliki, termasuk dari sisi finansial,” ujarnya.
Sementara Friderica menyampaikan, salah salah satu fokus OJK adalah mengedukasi perempuan, karena dengan mengedukasi perempuan, artinya mengedukasi semua orang di sekitarnya.
Perempuan pelaku UMKM memegang peran penting bagi perekonomian nasional. Dari total 65,5 juta jumlah UMKM, sebanyak 64,5 persen di antaranya atau setara 37 juta UMKM dikelola perempuan.
“Perempuan ini satu segmen yang dipercaya mempunyai kekuatan dahsyat,” ujar perempuan akrab disapa Kiki tersebut.
Sektor UMKM sendiri berkontribusi sebesar 61 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Nilai kontribusi sektor ini mencapai Rp9.580 triliun. Sektor UMKM juga menyerap 97 persen dari total 117 juta tenaga kerja di Indonesia.
Menurut Kiki, dalam pengelolaan keuangan keluarga ada dua hal yang harus diperhatikan. Pertama, pengelolaan keperluan sehari-hari. Jangan sampai lebih besar pasak daripada tiang. Kita kesulitan keuangan bisa jadi bukan karena pendapatan yang kurang, tapi gaya hidup yang tidak sesuai.
“Kedua, ketika kita memperoleh pembiayaan dari sektor keuangan, jangan sampai pembiayaan bukannya membawa kita semakin sejahtera tpi malah ditinggalkan utang karena mencampurkan pengelolaan keuangan usaha dengan kebutuhan sehari-hari,” ujar Kiki.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk menjaga kerahasian data pribadinya. Jangan dengan mudah memberikan data pribadi ke pihak-pihak lain. Selain itu, masyarakat yang mengakses pembiayaan atau kredit dari lembaga keuangan diharapkan benar-benar membaca dan memahami kontraknya.
Adapun Indah Kurnia mengatakan, perempuan berperan penting dalam mengatur keuangan keluarga. Maka bila kaum pria disebut sebagai kepala keluarga, perempuan layak disebut sebagai pemimpin keluarga.
Baca juga: Triwulan I-2024, OJK Catat Kredit UMKM di Sumsel Tumbuh 24 Persen
“Siapa yang memutar keuangan yang rata-rata tidak cukup untuk keluarga? Siapa yang pusing mengatur keuangan untuk memenuni kebutuhan keluarga? Perempuan. Maka perempuan adalah pemimpin keluarga,” ujarnya.
Namun ada dua hal yang paling dibutuhkan perempuan, yaitu pengakuan dan dibukakan kesempatan.
“Infobank dan OJK memberikan kesempatan pada ibu-ibu saat ini. Angkat topi untuk ibu-ibu yang datang ke sini. Acara ini sangat penting,” kata Indah.
Kegiatan ini sendiri menjadi rangkaian dari acara penghargaan Infobank The Most Outstanding Women 2024 in Financial Sector & State Owned Enterprise yang digelar oleh Majalah Infobank. (*) Ari Astriawan