Jakarta–Transmisi kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia (BI) melalui penurunan BI Rate sejak awal 2016 telah menunjukkan perkembangan yang semakin baik, terutama pada suku bunga kredit dan suku bunga simpanan perbankan.
Sebagaimana diketahui, Bank Sentral telah melakukan transmisi kebijakan moneternya melalui penurunan suku bunga acuan atau BI Rate di sepanjang Januari 2016 sampai dengan Juni 2016 hingga mencapai 100 basis points (bps) atau 1% menjadi 6,5%.
Menurut Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo, lewat penurunan suku bunga acuan di sepanjang 2016 ini, maka memberikan peluang bagi suku bunga kredit dan suku bunga deposito perbankan untuk turun hingga 100 bps (1%) atau sama dengan penurunan BI Rate sejak awal tahun.
Sedangkan berdasarkan laporan Bank Indonesia, sejauh ini dengan penurunan BI Rate sampai 1% sejak awal tahun, suku bunga kredit perbankan sudah turun hingga 45 bps (0,45%). Sedangkan untuk suku bunga deposito turun sebesar 80 bps. Hal ini merupakan bentuk respon perbankan terhadap transmisi kebijakan yang dilakukan BI.
“Kalau kami lihat dari transmisi kebijakan dari suku bunga sudah cukup efektif. Suku bunga deposito sudah turun 80 bps dan kredit juga turun 45 bps. Ini akan sangat bergantung ke berbagai faktor. Policy rate sudah turun 1%, ini sudah cukup efektif,” ujar Perry di Gedung BI, Jakarta, Senin, 8 Agustus 2016.
Dia menilai, peluang suku bunga kredit dan suku bunga deposito perbankan untuk turun hingga 100 bps ini, bergantung pada mekanisme pernentuan suku bunga di bank. “Mekansime di pasar keuangan sudah ikuti term structure, jadi ruang penurunan suku bunga deposito dan kredit masih bisa,” ucapnya.
Terlebih, kata dia, dengan penerapan BI 7-day Reverse Repo Rate yang akan berlaku di bulan Agustus ini, maka penentuan suku bunga bank akan berpatok ke acuan baru tersebut. “Kan dulu sebagian ke BI Rate sekarang suku bunga jangka pendek. Dengan begitu transmisi suku bunga akan lebih efektif baik deposito maupun kedit,” paparnya.
Dengan adanya penurunan suku bunga kredit tersebut, BI meyakini pertumbuhan kredit sampai dengan akhir 2016 masih dapat mencapai double digit, meski sampai saat ini pertumbuhan kredit masih di angka single digit. BI memproyeksikan sampai akhir tahun kredit bakal tumbuh dikisaran 10%-11%. (*)
Editor: Paulus Yoga