Jakarta – Setelah menorehkan pertumbuhan laba operasional yang solid di kuartal I-2024, kinerja keuangan PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) diproyeksi akan tetap kinclong sepanjang 2024.
Proyeksi tersebut diyakini oleh sejumlah pelaku pasar dan analis, dengan didasarkan pertumbuhan maupun dari hasil investasi. Hal inilah yang dapat menopang kinerja keuangan TUGU.
“Pertumbuhan premi neto TUGU di 2024 berpotensi mencapai dobel digit. Hasil yang positif sudah tercermin dari kinerja kuartal I-2024 di mana premi neto naik 30 persen year-on-year (yoy). Semua segmen bisnis asuransi mencatatkan pertumbuhan yang positif,” kata Abdul Azis analis Kiwoom Sekuritas dalam keterangan resminya dikutip 28 Mei 2024.
Sekadar informasi, pada kuartal I-2024, TUGU secara konsolidasi membukukan pendapatan premi neto sebesar Rp965 miliar hingga akhir Maret 2024 naik dari Rp743 miliar di Maret 2023.
Baca juga: Adu Jumbo Dividen Emiten Asuransi, Perusahaan Ini Jawaranya
Segmen asuransi kebakaran yang menopang lebih dari 30 persen dari pendapatan premi neto tumbuh 18 persen yoy menjadi Rp314 miliar. Segmen lain, yaitu rangka kapal dan offshore naik 50 persen yoy, sedangkan segmen rekayasa dan lain-lain tumbuh 55 persen yoy dan 59 persen yoy.
Azis juga memprediksi yield investasi TUGU juga berpotensi lebih dari 5 persen di 2024 yang didukung dengan likuiditas perseroan yang melimpah serta alokasi pada aset-aset yang memberikan imbal hasil bunga seiring dengan tren suku bunga yang masih tinggi.
“Pada kuartal I 2024, TUGU melakukan penempatan investasi senilai Rp 686 miliar dan di periode yang sama tahun sebelumnya mencapai Rp1,2 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa likuiditas yang ample sehingga bisa digunakan untuk investasi,” jelas Azis.
Azis menambahkan, ketersediaan likuiditas TUGU yang melimpah tidak dapat dipisahkan dari segmen bisnis asuransi yang profitable serta penggunaan proceed dari pendapatan sekali waktu akibat kemenangan kasus hukum atas Citibank Hong Kong tahun lalu.
“Meski kemungkinannya rendah untuk TUGU kembali mencatatkan one off gain yang besar seperti tahun lalu, tetapi ekses likuiditas tersebut ditempatkan ke aset yang memberikan imbal hasil terutama yang bersifat interest yielding seperti deposito dan obligasi di tengah kenaikan suku bunga, sehingga dampaknya juga signifikan untuk kinerja tahun ini,” tambahnya.
Baca juga: Meski Saham Terkoreksi saat Ex-Date, Analis Pertahankan Outlook Positif TUGU
Senada dengan Kiwoom, Shinhan Sekuritas dalam laporan risetnya memprediksi TUGU berpotensi membukukan pendapatan sebesar Rp4,3 triliun dengan laba bersih senilai Rp755 miliar untuk tahun 2024. Dari sisi top-line, pendapatan premi dan investasi diproyeksi akan menjadi penopang utama.
Shinhan memproyeksi pendapatan investasi TUGU dapat tumbuh dobel digit untuk tahun 2024 terutama ditopang dengan arus kas operasi positif yang konsisten dan penempatan investasi yang optimal, dengan asumsi imbal hasil tetap 6 persen.
Meski tanpa adanya pendapatan sekali waktu didukung oleh perbaikan internal organisasi melalui penetapan & penyelarasan KPI, peningkatan kinerja anak perusahaan, transformasi digital yang berkesinambungan, dan rasio opex yang terjaga di bawah 40 persen akan menjadi pendorong laba bersih. (*)