Jakarta – Organisasi Partnership for Indonesia Sustainable Agriculture (PISAgro) mengungkap pelbagai kendala yang dihadapi para petani dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan.
Executive Director PISAgro Insan Syafaat mengatakan, salah satu kendalanya yakni keterbatasan mendapatkan bibit dan pupuk yang berkualitas dan bersertifikat.
“Karena karena bibit dan pupuknya berkualitas, maka sudah pasti memenuhi 50 persen bagaimana tanaman tersebut berbuah,” katanya dalam “Workshop Peningkatan Produktivitas dan Pendapatan Petani melalui Kemitraan Berbasis Manajemen Risiko, di Jakarta, 14 Mei 2024.
Baca juga : Mahfud Soroti Petani Makin Sedikit, Tapi Subsidi Pupuk Naik, Ada yang Salah?
Ia mengungkap, secara umum para petani di Indonesia mengalami isu serupa yakni rendahnya tingkat produktivitas yang disebabkan cara bertanamnya kurang cukup baik hingga terbatasnya akses permodalan ke perbankan.
“Karena bagaimana pun untuk mendapatkan bibit yang baik, maka penanaman yang baik itu membutuhkan biaya yang tidak murah,” jelasnya.
Lebih lanjut, kehadiran PISAgro sendiri turut memfasilitasi para petani untuk mendapatkan bibit yang berkualitas dan bersertifikat.
Baca juga : Cak Imin Kritik Food Estate: Abaikan Petani dan Merusak Lingkungan
Menukil laman pisagro.org, PISAgro menjadi wadah bagi kemitraan publik-swasta yang bertujuan untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam mengatasi ketahanan pangan nasional dengan cara meningkatkan produksi komoditas pertanian secara berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan petani kecil.
PISAgro sendiri beranggotakan sejumlah perusahaan nasional dan internasional, LSM serta organisasi internasional, yang bekerjasama dengan pemerintah Pemerintah Indonesia dan Forum Ekonomi Dunia dalam mewujudkan Visi Baru bagi Pertanian Berkelanjutan.
Saat ini, jumlah perusahaan yang menjadi anggota PISAgro sebanyak 30 perusahaan yang sudah bermitra dengan 2,5 juta petani di Indonesia.