Jatinangor– Infobank Media Group kembali menggelar “Infobank Financial & Digital Literacy Roadshow 2024”. Literasi kali ini digelar di Kampus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran (FEB Unpad), Jatinangor, Jawa Barat, pada 29 April 2024. Acara literasi dihadiri oleh para mahasiswa dari kampus tersebut.
Acara ini dibuka oleh perwakilan dari FEB Unpad, Eka Komalasari Adiwilaga, selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi FEB Unpad. Dalam sambutannya ia menyambut baik kegiatan ini, karena bermanfaat agar literasi keuangan di kalangan mahasiswa dan dunia kampus.
“Acara ini sangat penting bagi kehidupan finansial mahasiswa saat ini dan ke depan. Dengan demikian, pemahaman akan produk dan jasa keuangan menjadi lebih baik. Begitu pun terkait pengelolaan keuangan bagi mahasiswa,” jelas Eka.
Selanjutnya sambutan disampaikan oleh perwakilan Intra Asia Insurance selaku pendukung acara. Sambutan disampaikan oleh Silahudin, Direktur Pemasaran Intra Asia Insurance.
“Penetrasi industri asuransi sangat kecil hanya 2,7 persen. Singapura sudah diangkat 12 persen lebih. Acara ini merupakan amanah dari POJK, bahwa industri asuransi harus bisa memberikan edukasi dan literasi kepada masyarakat. Mahasiswa, ke depannya merupakan generasi penerus dan mungkin di antara mereka akan ada yang menjadi pemangku kebijakan maupun profesional di industri keuangan. Dengan wawasan dan pemahaman yang diberikan sejak dini, diharapkan perkembangan industri asuransi secara khusus, maupun industri keuangan bisa lebih maju lagi ke depannya,” jelas Silahudin.
Baca juga: Gap Literasi dan Inklusi Keuangan Masih Tinggi, Ini yang Perlu Dilakukan
Berikutnya, Apriyani Kurniasih, Direktur Infobank Digital dalam sambutannya mengatakan, Infobank media group yang merupakan satu-satunya media keuangan dan perbankan memiliki perhatian yang lebih terhadap edukasi dan pemahaman terhadap industri keuangan dan perbankan. Melalui program literasi yang digelar sejak tahun lalu, bekerja sama dengan pelaku usaha di sektor keuangan berupaya meningkatkan wawasan masyarakat, dalam hal ini bagi para mahasiswa atau Gen Z.
“Melalui acara literasi ini diharapkan para mahasiswa memiliki pemahaman yang lebih baik terkait produk dan jasa keuangan, investasi, dan pengelolaan keuangan individu,” terang Apriyani.
Sementara itu, sesi talkshow literasi keuangan menghadirkan pembicara Beny Ignasius, Kepala Divisi Broker, Agensi & Kemitraan Digital Intra Asia Insurance, dan Sri Melinda Pujayanti, CFP (Financial Planner), serta dimoderatori oleh Larasati Puspa Martani Sugianto, yang merupakan salah seorang dosen di Prodi Akuntansi FEB Unpad.
Dalam sesi talkshow, Beny memaparkan bahwa mahasiswa sangat penting untuk mengetahui apa itu asuransi, dan seperti apa dan bagaimana manfaatnya bagi kita. Asuransi pada dasarnya merupakan perjanjian antara pihak asuransi sebagai penanggung dan nasabah sebagai tertanggung.
Dalam asuransi, penanggung memberikan pertanggungan atau penggantian apabila terjadi sesuatu yang menimpa pihak tertanggung atau barang miliknya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
“Memang industri asuransi terkadang memiliki stigma di mata masyarakat karena terkadang ada penawaran dari tenaga pemasar asuransi yang agak memaksa. Namun, seharusnya tidak demikian, karena asuransi memiliki manfaat yang besar. Dan, sejatinya harus dimiliki oleh masyarakat sedini mungkin, karena biayanya bisa jauh lebih murah. Malah, ketika terjadi suatu risiko dengan adanya risiko biaya ataupun dampak yang harus dibayarkan atau ditanggung oleh si tertanggung pemegang polis jauh lebih ringan ketimbang tidak memiliki asuransi,” ungkap Beny.
Memang sejauh ini ada riset yang mencatatkan persentase yang cukup tinggi bahwa Gen Z memandang tentang pentingnya asuransi. Namun, tidak cukup hanya itu, Gen Z juga harus sudah mulai memiliki asuransi sejak dini.
Selanjutnya, pada sesi berikutnya, Melinda menyampaikan bahwa tingkat literasi dan inklusi terdapat gap yang besar. Tingkat literasi madi setengah dari tingkat inklusi. Saat ini, mahasiswa memiliki peluang yang besar untuk mendapatkan penghasilan dengan makin majunya dunia digital dan maraknya sosial media. Untuk itu, para mahasiswa sudah mesti memiliki pemahaman tentang pengelolaan keuangan.
Baca juga: Infobank Media Group Gelar Literasi Keuangan Kepada 1.500 Anggota Backpackers
Orang yang paling kaya itu adalah orang yang paling pandai dalam mengelola keuangan. Secara sederhana, mahasiswa harus memiliki pengetahuan cara mengelola keuangan. Sehingga, kehidupan finansialnya sehat.
“Sederhananya itu alokasi untuk kebutuhan sosial 2,5 – 10 persen, lalu tabungan dan investasi minimal 10 persen. Kemudian, cicilan utang maksimal 35 persen, dan biaya hidup 40-60,” terang Melinda
Jika dulu, saat memberikan literasi dirinya sangat jarang mencantumkan alokasi utang, karena dulu mahasiswa masih jarang utangnya, karena tidak ada aksesnya. Mahasiswa sekarang jauh lebih mudah ada akses pinjaman online dan pay later.
“Utang dan pinjaman tidak selalu buruk bagi Gen Z, asalkan pinjaman itu untuk modal usaha atau kegiatan produktif, bukan konsumtif. Namun, sebelum meminjam kita harus teliti apakah memang untuk pengembangan usaha dan sudah pasti pendapatannya, karena cicilan harus dibayarkan,” jelas Melinda. (*) Wahyu Oktapian