Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu pertama April 2024, aliran modal asing keluar atau capital outflow ke Indonesia senilai Rp8,07 triliun.
Berdasarkan data transaksi yang dihimpun BI periode 1 hingga 4 April 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp8,07 triliun.
Aliran modal asing di minggu pertama April 2024, mencatatkan aliran modal asing keluar di pasar SBN, saham dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Setelah pada minggu sebelumnya aliran modal asing juga tercatat keluar senilai Rp1,36 triliun.
Baca juga: Gara-gara Ini, Cadangan Devisa RI Turun Jadi USD140,4 Miliar
“Terdiri dari jual neto Rp1,41 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp5,88 triliun di pasar saham, serta jual neto Rp0,78 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI),” kata Asisten Gubernur BI, Erwin Haryono dalam keterangan resminya, 6 April 2024.
Sementara itu, premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun naik ke level 73,92 bps per 4 April 2024, dibandingkan dengan 72,22 bps per 29 Maret 2024.
Dengan demikian, selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 4 April 2024, nonresiden jual neto Rp34,75 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp28,95 triliun di pasar saham. Kemudian, beli neto Rp19,05 triliun di SRBI.
Baca juga: Hingga 15 Maret 2024, Sri Mulyani Tarik Utang Baru Rp72 Triliun
Selain itu, BI juga melaporkan perkembangan nilai tukar 1 sampai 5 April 2024. Tercatat, nilai tukar per hari Kamis (4/4), rupiah ditutup di level (bid) Rp15.890 per dolar AS, dan dibuka pada level (bid) Rp15.890 per dolar AS pada Jumat (5/4).
Lalu, yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,67 persen pada Kamis (4/4) dan stabil di level 6,67 persen pada Jumat (5/4).
Sementara untuk indeks dolar (DXY) melemah ke level 104,12 dan yield UST (US Treasury) dengan tenor 10 tahun turun ke level 4,309 persen. (*)
Editor: Galih Pratama