Jakarta – Selama 48 tahun, PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN) telah menjangkau masyarakat dari berbagai generasi untuk memiliki rumah impian. Tepatnya, pada 10 Desember 1976 BTN pertama kali meluncurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Sejak saat itu, BTN telah membantu setidaknya lebih dari 5 juta keluarga Indonesia miliki hunian yang layak.
Di usianya yang ke 74 tahun pada 2024, BTN sebagai bank pelat merah tak hentinya terus menjalankan mandat dari kebijakan Pemerintah untuk mengoptimalkan sektor perumahan dan memberikan akses pembiayaan rumah bagi masyarakat di setiap generasi.
Misalnya saja, Gunadi seorang karyawan swasta di wilayah Jakarta, sejak 15 tahun lalu atau tahun 2009 sudah memulai untuk mengambil KPR. Saat itu, pria kelahiran 1979 atau dikenal masuk ke dalam kelompok generasi X ini memang belum menikah, namun dirinya sudah memikirkan masa depan untuk memiliki rumah impian melalui KPR BTN demi keluarga yang di pimpinnya mendatang.
Pertimbangan Gunadi memutuskan untuk mengangsur KPR lewat BTN ini, tak lain dikarenakan prosesnya sangat mudah dan cepat. Ia pun memilih tipe rumah 21/60 melalui skema bunga mengikuti suku bunga di pasar, dengan tenor 15 tahun. Yang mana di bulan Desember 2024 ini akan lunas.
Kini, Ia telah berkeluarga dan sudah memiliki seorang putra (13) dan seorang putri (9). Dia dan keluarga pun tinggal dengan nyaman di rumah tersebut, di daerah Tambun Utara, Bekasi, Jawa Barat untuk membangun generasi yang lebih baik lagi.
“KPR di BTN memang cicilannya ringan, jadi tidak membebani dan tiba-tiba sudah mau lunas. Sekarang, tinggal fokus ke masa depan dan pendidikan anak saja, sudah tidak perlu memikirkan tempat tinggal untuk keluarga,” ujar Gunadi.
Baca juga: Skema KPR 35 Tahun Bakal Mudahkan Milenial dan Gen Z Miliki Rumah
Sama halnya dengan Angga, pria kelahiran 1996 atau yang masuk dalam generasi milenial ini, juga telah memikirkan memiliki hunian di masa muda yang akan ia tinggali bersama keluarga kecilnya di masa depan. Kebetulan, memang Angga di tahun ini berencana akan melangsungkan pernikahan bersama wanita pilihannya.
Sejak Februari tahun 2020, Angga mulai mengangsur rumah lewat KPR BTN, di wilayah Mauk, Tangerang dengan tipe rumah 30/60 dan tenor selama 15 tahun.
Ia mengaku, memilih KPR BTN dikarenakan prosesnya pun cepat dan mudah. Terlebih, angsuran di setiap bulannya flat hingga 15 tahun sebesar Rp1,3 juta perbulan.
“Memilih KPR BTN dikarenakan angsurannya murah dan flat selama 15 tahun saya menyicil, hanya Rp1,3 juta per bulan, sesuai dengan penghasilan saya, jadi tidak memberatkan. Ini memudahkan saya dari generasi milenial untuk memiliki rumah,” kata Angga.
Artinya, KPR BTN terbukti telah mempermudah masyarakat dari generasi ke generasi untuk memiliki hunian di masa depan.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu mengatakan bahwa bisnis KPR merupakan motor terbesar penggerak binsis BTN. Dalam hal ini, pihaknya memiliki sejumlah strategi untuk lebih mendongkrak bisnis KPR di tahun 2024.
Adapun, strategi dari program KPR Subsidi yakni, mengoptimalkan porsi BTN pada program KPR Subsidi Pemerintah, dengan target 85 persen untuk KPR FLPP dan 90 persen untuk KPR TAPERA. Selain itu, mengusulkan skema program subsidi hunian baru (New KPR Subsidi) dengan mengembangkan skema pembiayaan subsidi yang equitable dan affordable kepada Pemerintah.
Sementara itu, untuk bisnis KPR Non Subsidi, BTN akan menambah sales center baru pada Kantor Wilayah 4, 5, dan 6 sebagai sumber pertumbuhan baru dalam meningkatkan akuisisi KPR Non Subsidi pada segmen emerging affluent.
Kemudian, meningkatkan penjualan KPR Non Subsidi melalu channel Kantor Cabang Pembantu (KCP) dan Ekspansi penjualan KPR melalui platform digital (portal btnproperti.co.id dan aplikasi btn properti) yang menyasar milenial.
Seperti diketahui, secara total, KPR BTN tumbuh 10,4 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp257,92 triliun pada tahun 2023. Bila dirinci, KPR Subsidi tumbuh dobel digit mencapai 10,90 persen yoy atau sebesar Rp161,74 triliun dan KPR Non-subsidi tumbuh 9,5 persen yoy menjadi Rp96,17 triliun di tahun 2023.
Nixon menjelaskan pertumbuhan dobel digit tersebut juga di dongkrak oleh dukungan dari pemerintah yang memberikan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung pemerintah (PPN DTP).
“Dampaknya lebih besar dibanding katakanlah si developer bikin diskon, jadi kalau dibilang memang pengaruhnya kuat bantuan bebas PPN dan bantuan biaya administrasi yang 4 juta rupiah,” ujar Nixon.
Baca juga: Berkat Insentif Pajak Ini, KPR BTN Tumbuh Double Digit
Seperti diketahui, Kementerian Keuangan pada November 2023 telah mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 120 Tahun 2023 tentang PPN atas Penyerahan Rumah Tapak dan Satuan Rumah Susun yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2023.
Implementasi PPN DTP akan dilakukan dalam 2 tahap. Pertama, pemberian insentif pajak akan diberikan sebesar 100 persen pada November 2023 sampai Juni 2024. Kedua, pemberian insentif sebesar 50 persen untuk periode Juli hingga Desember 2024.
Selain itu, pemerintah juga memberikan fasilitas berupa pemberian bantuan biaya administrasi rumah yang diberikan mulai desember 2024 sebesar Rp4 juta. Ini diperuntukan bagi masyarakat berpeghasilan rendah (MBR) yang mengajukan pembelian rumah baik itu rumah sejahtera, rumah FLPP dan rumah Tapera. (*)
Editor: Galih Pratama