Jakarta – Director, Chief Financial Officer (CFO) Lintasarta, Hariyadi Ramelan optimis dengan digitalisasi industri bank syariah. Meskipun begitu ada beberapa pilar penting yang menjadi penopang digitalisasi ini. Dan sayangnya, belum semua pilar terpenuhi dengan baik.
Pilar-pilar yang Hariyadi maksud meliputi akses terhadap internet yang berkualitas, demand untuk talenta digital, dan penggunaan artificial intelligence (AI) dalam memperketat keamanan digital.
Baca juga: BSI Ungkap 4 Jurus Cegah Serangan Siber dan Fraud
Yang pertama, Hariyadi menjelaskan kalau akses internet yang berkualitas sudah tidak bisa dihindari. Sayangnya, akses ini belum bisa dinikmati banyak kalangan.
“Ini tidak bisa dihindari. (Tapi), sekarang masih ada 63,5 juta warga kita yang belum connected dengan internet. Dan ini adalah isu besar untuk diselesaikan,” kata Hariyadi pada acara Infobank bertemakan “Sharing Session: Mengamankan Industri Keuangan & Syariah dari Risiko Fraud & Serangan Siber” pada Kamis, 1 Februari 2024.
Selanjutnya adalah demand atau permintaan untuk mengakuisisi talenta digital yang luar biasa banyak. Permintaan ini umumnya mengincar anak-anak muda yang pemikirannya sudah lebih digital oriented.
Baca juga: Bank Mandiri Ungkap Peran Penting Digitalisasi dalam Menangkap Peluang Bisnis
“Perkiraan kita, ada sekitar 600 ribu lowongan pekerjaan untuk digital talent,” lanjut Hariyadi.
Pilar terakhir yang menurut Hariyadi tidak kalah penting, yaitu penggunaan AI. Saat ini, AI dan manusia sudah tidak terpisahkan.
Hariyadi memberi contoh kalau saat ini, AI sudah berperan dalam membuat kebijakan di pemerintahan, seperti kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal. (*) Mohammad Adrianto Sukarso