Jakarta – Perusahaan konsultan engineering PT Yodya Karya (Persero) terus berupaya mengembangkan bisnis baru. Perusahaan pelat merah ini berencana membuka lembaga sertifkasi profesi (LSP) di bidang Building Information Modelling (BIM) sekaligus meningkatkan keahlian sumber daya manusia (SDM) di sektor konstruksi. Yodya Karya akan menggandeng Institut BIM Indonesia.
Direktur Utama PT Yodya Karya (Persero) Colbert Thomas Pangaribuan mengatakan, selama ini posisi konsultan bisa dibilang belum terlalu dipandang, terutama bila dibandingkan dengan kontraktor. Padahal konsultan memainkan peran sangat penting dalam keberhasilan suatu proyek. Di lain sisi, kemampuan para tenaga ahli di perusahaan-perusahaan konsultan juga kadang disorot. Mereka memiliki keahlian mumpuni di bidangnya, tapi dari sisi manajerial masih perlu peningkatan.
“Itu mendorong kami untuk melakukan peningkatan skill SDM. Tahun ini kami sudah kerja sama dengan Institut BIM Indonesia untuk mengembangkan LSP, tapi khusus BIM. Tidak hanya dari BIM, tapi kita juga poles dengan kemampuan manajerial. Kita punya banyak sekali tenaga ahli, misalnya ahli bendungan, ahli topografi, ahli geologi, ahli sungai dan lebin sebagainya. Mereka sangat fokus ke keahliannya tersebut, terkadang manajerialnya sedikit perlu ditingkatkan. Maka kita poles lagi,” ujar Thomas yang didampingi Delta Hatmasari S, Direktur Yodya Karya dan jajarannya saat menerima kunjungan Tim Infobank di Yodya Tower, Rabu, 3 Januari 2024.
Baca juga: Bidik Kontrak Baru Rp17 Triliun di 2024, Begini Strategi Waskita Karya (WSKT)
Thomas melanjutkan, di bidang konstruksi ini selain keahlian spesifik, kemampuan manajerial dan leadership tidak kalah penting. Kemampuan itu juga harus diikuti dengan kemampuan eksekusi (driving execution) yang baik. Lalu problem solving dan empowering.
“Saya kira kata kuncinya untuk sektor konstruksi itu adalah driving execution, empowering, problem solving dan leadership. Kemampuan-kemampuan itu harus ditingkatkan di ahli-ahli yang ada saat ini. Supaya tidak hanya fokus ke keahliannya masing-masing, tapi kuat juga dari sisi manajerial. Dan kita sudah siap untuk melakukan itu. Semoga tahun ini sudah dapat keputusan dari Kemenkumham. Kami dan Institut BIM Indonesia sudah siap. Biayanya juga sudah kita siapkan. Saat ini kami sedang melakukan perhtiungan dari sisi bisnis,” tegas Thomas.
Selain itu, perseroan juga sedang menjajaki pembangunan gedung baru di Indonesia bagian Timur, tepatnya di Makassar. Namun rencana yang menjadi bagian dari strategi optimalisasi aset ini sedang diajukan ke pemegang saham. Yodya Karya juga sedang melakukan pendekatan dengan calon pembeli terkait rencana pembangunan gedung tersebut.
Baca juga: Emiten Kontruksi PTPP Raih Kontrak Baru Rp29,31 T, Berikut Rinciannya
Sementara, dari sisi kinerja, sepanjang 2023 Yodya Karya menorehkan catatan apik. Perseroan meraup laba sebesar Rp249 miliar, melonjak 1.085,71 persen secara tahunan. Sementara dari sisi kontrak meningkat 6,01 persen dari Rp799 miliar menjadi Rp847 miliar. Lalu pendapatan mengalami kenaikan 13,86 persen dari Rp303 miliar menjadi Rp345 miliar.
Perseroan menutup tahun 2023 dengan capaian total aset sebesar Rp761 miliar, atau tumbuh 53,74 persen dibandingkan Rp495 miliar di tahun sebelumnya. Salah satu pendorong utama kenaikan aset yang signifikan adalah revaluasi aset yang dilakukan perseroan pada 2023. (*) Ari Astriawan