Jakarta– Surplus transaksi perdagangan Indonesia dibukukan US$900 juta pada Juni 2016 dibanding Mei yang tercatat US$374 juta. Angka surplus tersebut menurut Leo Rinaldy, Ekonom Mandiri Sekuritas, lebih dari empat kali lipat ekspektasi konsensus dan juga di atas prediksi Mandiri Sekuritas.
Leo mengatakan, ekspor kuat karena kontraksinya menyempit dalam jumlah besar yaitu menjadi -4,4% secara year on year dibanding Mei 2016 yang -9,7% secara year on year, di mana impor masih berkontraksi -7,4% yoy sementara Mei 2016 -4,1% yoy.
“Secara keseluruhan, kami menilai positif surplus yang didorong oleh perbaikan ekspor ini yang juga ditambah faktor permintaan yang naik pada negara mitra perdagangan Indonesia,”kata Leo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin 18 Juli 2016.
Dengan perkembangan tersebut, Riset Mandiri Sekuritas memperkirakan Bank Sentral akan memangkas kembali BI Rate sebesar 25 bps minggu depan. Pasalnya, secara keseluruhan, perkembangan makroekonomi baru-baru ini seperti surplus perdagangan, tekanan inflasi yang rendah, nilai tukar yang stabil, dan cadangan devisa valas yang naik merupakan hal positif.
“Karena itu, kami meyakini Bank Indonesia memiliki ruang untuk memangkas lagi BI rate sebesar 25 bps menjadi 6,25% pada Rapat Dewan Gubernur pekan depan pada Kamis, 21 Juli 2016. Alasan pemangkasan suku bunga itu juga didukung oleh peralihat fokus BI ke sikap yang lebih akomodatif,” tambah Wisnu Trihatmojo, Ekonom-Riset Mandiri Sekuritas.(*)
Editor : Apriyani K