Jakarta–Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Maret 2016, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,01 juta orang (10,86%).
Kepala BPS Suryamin menjelaskan, jumlah penduduk miskin pada Maret 2016 ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan Maret 2015 yang mencapai 28,59 juta orang (11,22%). Menurutnya, jumlah penduduk miskin terus mengalami penurunan tiap tahunnya.
“Maret 2015 28,59 juta orang. Lalu Maret 2014 28,28 juta orang. Jika dibandingkan dengan Maret 2015 dan 2014 ada penurunan di Maret 2016 ini,” ujar Suryamin, di Jakarta, Senin, 18 Juli 2016.
Menurutnya, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2016 tercatat 7,79%. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada Maret 2016 menjadi 14,11%
Lebih lanjut dia mengungkapkan, peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan).
“Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada Maret 2016 tercatat sebesar 73,50%,” tukas Suryamin.
Sementara untuk jenis komoditi makanan yang berpengaruh terbesar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan, di antaranya adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, gula pasir, mie instan, bawang merah dan roti.
“Sedangkan untuk komoditi bukan makanan yang terbesar pengaruhnya adalah biaya perumahan, listrik, bensin, pendidikan, dan perlengkapan mandi,” ucapnya. (*)
Editor: Paulus Yoga