Dubes Korsel Komit Dukung Indonesia Jadi Negara Besar di Tahun 2045

Dubes Korsel Komit Dukung Indonesia Jadi Negara Besar di Tahun 2045

Jakarta — Duta Besar (Dubes) Republik Korea untuk Indonesia Lee Sang-deok mengatakan, selama 50 tahun terakhir, Korea Selatan (Korsel) dan Indonesia telah mengembangkan hubungan kerja sama di berbagai bidang termasuk politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

Hasilnya, pada tahun 2017, Indonesia menjadi satu-satunya negara ASEAN yang menjalin “kemitraan strategis khusus” dengan Republik Korea. Selain itu, Indonesia menjadi negara mitra inti bagi Korsel dalam mengimplementasikan “Strategi Indo-Pasifik” dan “Inisiatif Solidaritas Korea-ASEAN” yang dideklarasikan Presiden Yoon Suk-yeol tahun lalu.

Sementara itu, “Korea Selatan-Indonesia CEPA” yang menjadi dasar kerja sama ekonomi di tingkat yang lebih tinggi antara kedua negara mulai berlaku tahun ini. Selain itu, pada KTT Korsel-Indonesia September lalu, kedua negara juga menandatangani nota kesepahaman kerja sama mekanisasi pertanian, E-mobilitas, dan industri halal.

Baca juga: Pameran Produk Premium Korea Terbesar di Indonesia Digelar, Catat Tanggalnya!

“Dengan demikian, kedua negara memperluas kerja sama di berbagai bidang untuk jangka panjang. Jika hubungan kerja sama ini berkembang dengan baik, saya yakin dalam 50 tahun ke depan, kedua negara akan menjadi mitra secara nyata, tidak sekadar kata-kata saja yang akan membuat iri negara mana pun di dunia,” katanya.

Lee Sang-deok menyampaikan hal itu dalam seminar internasional bertema “Fly Together for Another 50 Years” yang digelar KoreaKini.id di Jakarta, Selasa (5/12).

Dubes Lee menyampaikan komitmen Korsel mendorong tujuan nasional Indonesia sehingga dapat menjadi salah satu dari lima perekonomian terbesar dunia pada tahun 2045.
 
“Dari perspektif ini, saya percaya bahwa pertama-tama kedua negara perlu bersama-sama mencari langkah yang lebih spesifik dan praktis untuk bekerja sama dalam industri berteknologi tinggi masa depan, termasuk kendaraan listrik, baterai, Smart City, energi terbarukan, dan fintech,” kata Dubes Lee yang sebelumnya bertugas sebagai Dubes Korsel di Singapura.

“Selain itu, untuk memperluas cakupan dan memperdalam kerja sama ekonomi kedua negara, menurut saya perlu diciptakan lingkungan yang ramah bisnis supaya perusahaan-perusahaan yang akan menjadi pelaku kerja sama tersebut dapat beroperasi dengan lebih lancar,” sambungnya.

Dubes Lee juga menggarisbawahi ketidakstabilan geopolitik dan geoekonomi yang terus berlanjut di arena global, yang dipicu antara lain oleh kompetisi dua raksasa Amerika Serikat dan China, pergeseran rantai pasokan global, perang Rusia-Ukraina, dan krisis Israel-Palestina.

Oleh karena itu, kata dia, kedua negara harus bekerja sama tidak hanya dalam bidang keamanan ekonomi, tetapi juga demi stabilitas dan perdamaian di kawasan.

“Secara khusus, kami berharap dapat berhasil menyelesaikan proyek pengembangan bersama jet tempur KF/21-IF/X, yang merupakan simbol kerja sama keamanan antara Korea dan Indonesia, serta berkontribusi dalam memperkuat postur pertahanan negara Indonesia sekaligus memperkuat kerja sama strategis demi keamanan kawasan,” kata Dubes Lee.

Baca juga: OJK Gandeng FSC Korea dan CIFC Dorong Pengembangan Keuangan Berkelanjutan

Selain itu, dengan berorientasi untuk menjadi “Negara Poros Dunia” atau “Global Pivotal State”, Korsel berupaya memperkuat kemitraan dengan Indonesia untuk perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea, Asia Timur, dan kawasan Indo-Pasifik.

“Pada ‘Forum Kerja Sama dan Seminar Akademik Peringatan 50 Tahun Korea Selatan-Indonesia’ yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Korea pada hari Kamis 30 November, kerja sama keamanan regional dan kerja sama di bidang ekonomi termasuk energi hijau serta energi terbarukan ditekankan secara khusus sebagai bidang kerja sama antara kedua negara yang akan diperluas di masa depan,” tutur Dubes Lee. (DW)

Related Posts

News Update

Top News