Jakarta – Ramai diperbincangkan bahwa PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) akan melakukan akuisisi bank syariah pertama di Indonesia yaitu PT Bank Muamalat Tbk, di mana mayoritas pemilik sahamnya adalah Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
Menyikapi hal tersebut, Anggota Bidang Penghimpunan, Penempatan, Investasi Langsung, dan Investasi Lainnya BPKH, Harry Alexander, mengatakan bahwa, BPKH saat ini sangat terbuka dengan semua calon strategic partner bagi Bank Muamalat.
Baca juga: OJK Beri Sinyal Positif Soal Wacana BTN Akuisisi Muamalat
“Ini bentuk dari ketertarikan di mana Bank Muamalat ternyata bersama BPKH makin sehat menjadi sound bank dan juga ternyata dukungan bisnis BPKH terhadap Muamalat juga kita lakukan totalitas,” ucap Harry saat ditemui di Jakarta, 21 November 2023.
Lebih lanjut, Harry menjelaskan bahwa, terkait dengan proses akuisisi Bank Muamalat diperkirakan masih akan sangat panjang, hal ini dikarenakan Bank Muamalat perlu melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) terlebih dahulu.
“Tentu ini prosesnya masih panjang sekali, kenapa? karena kita ketahui BPKH melihat Bank Muamalat sebagai bank syariah dengan perusahaan publik yang belum listing (tercatat) ini kita punya kewajiban listing,” imbuhnya.
Meski begitu, dirinya mengakui, Bank Muamalat yang memiliki fokus sebagai bank haji Indonesia, menjadi daya tarik bagi investor asing maupun domestik untuk menjadi strategic partner bagi Bank Muamalat.
Baca juga: Begini Update Rencana Akuisisi BTN Syariah dan Bank Muamalat dari OJK
“Sudah banyak sekali yang menghubungi BPKH tidak hanya bank domestik ya tapi juga semua investment banking, baik dalam negeri dan luar negeri dan ini membuktikan bahwa sebenernya Bank Muamalat akan menjadi one of the biggest and the future bank syariah di Indonesia,” ujar Harry.
Adapun, BPKH sebagai pemegang saham pengendali (PSP) dari Bank Muamalat akan terus menjaga tata kelola perusahaan atau governance dalam proses akuisisi tetap sesuai dengan kaidah syariah, aman, dan prudent.
“Kita tentu berharap yang paling optimal yang paling menguntungkan bagi BPKH, jadi kata kuncinya selalu kami melihat mana yang paling terbaik bagi jamaah haji,” tambahnya. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra