Jakarta – PT Bank Jago Tbk meluncurkan Jago Academy, yakni program yang bertujuan membentuk dan mempersiapkan orang-orang dalam menghadapi industri digital. Program ini bekerja sama dengan DKatalis, yakni perusahaan software digital.
Presiden Direktur Bank Jago, Arief Harris Tandjung, menjelaskan kalau latar belakang pembentukan digital academy ini dilandasi oleh kebutuhan industri digital, dalam kasus ini perekonomian digital. untuk mencari talenta yang bisa membentuk ekosistem ini dengan baik.
Setidaknya, menurut Arief, ada 500 ribu calon pekerja industri digital yang dibutuhkan. Dan jumlah ini bisa bertambah dengan pesat seiring berjalannya waktu, lantaran cepatnya pertumbuhan ekonomi digital Tanah Air.
Baca juga: Bank Jago Berbagi Tips Pengelolaan Keuangan
“Perekonomian digital Indonesia berkembang dengan pesat. Survey menyebut penghasilan Indonesia di perekonomian digital mencapai USD 80 sampai 90 miliar per tahun. Indonesia juga merupakan negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN,” terang Arief dalam Media Brief Jago Digital Academy pada Kamis, 9 November 2023.
“Menyadari adanya tantangan mismatch antara demand dan supply berbasis digital, Bank Jago memutuskan untuk berpartisipasi dalam bagaimana kita bisa berkontribusi dalam pengembangan talenta (digital) di Indonesia,” lanjutnya.
Jago Digital Academy ini awalnya merupakan program internal Bank Jago yang bertujuan membentuk dan mengembangkan kemampuan karyawannya di ranah digital. Namun, pada akhirnya program ini dibuka untuk publik.
Hal serupa juga diucapkan Head of Communication, Culture & Sustainability Bank Jago, Maya Kartika. Dirinya berujar kalau tujuan Bank Jago sedari awal memang menciptakan lingkungan di mana orang-orang bisa tumbuh dan berkembang, mulai dari karyawan kantor, mitra, sampai masyarakat luas.
“Bank Jago jatuh bangun untuk membuat program karyawan yang tepat dan relevan. Karena teknologi berubah terus, sehingga programnya juga harus berkembang dan harus relevan,” ujar Maya.
Maya menyebut kalau pihak mereka menemui banyak akademisi serta pihak pemerintah untuk mendiskusikan topik pendidikan digital. Dan rupanya, mayoritas dari mereka menemui masalah yang sama, yakni relevan atau tidaknya materi terkait ekosistem digital untuk masa mendatang.
“Jadi pemerintah, akademisi, dan kita, punya masalah yang sama. Dan di sini, bagaimana caranya kita berkolaborasi untuk membangun talenta Indonesia yang lebih ‘digital’ dan lebih future ready,” ungkapnya.
Baca juga: Ternyata Ini yang Dilakukan Bank Jago Bikin Likuiditas Longgar
Sebagai informasi, Jago Digital Academy adalah semacam pelatihan daring yang diluncurkan oleh Bank Jago, di mana mereka menawarkan program untuk masyarakat umum agar bisa mempelajari berbagai topik berkaitan dengan ekonomi digital.
Ada beberapa topik pelatihan yang bisa dipilih, mulai dari software engineering, data science, sampai product management. Peserta bisa mencari topik yang sesuai dengan kebutuhan mereka, mulai dari pelatihan dasar sampai tingkat tertinggi.
Pendaftaran Jago Digital Academy tidak dipungut biaya, dan semua orang bisa mengikutinya. Namun, Bank Jago sendiri menargetkan mahasiswa sebagai peserta utama. Pihak mereka disebutkan sudah bekerja sama dengan 25 universitas di Indonesia untuk menjalankan program ini.
Nantinya, pelatihan ini bisa ditukar ke dalam satuan kredit semester (SKS) dalam kuliah mereka. Lebih dari itu, baik Bank Jago maupun DKatalis masing-masing siap menampung 25 mahasiswa dengan nilai terbaik dari Jago Digital Academy. (*) Mohammad Adrianto Sukarso