Jakarta – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan tabungan valuta asing (valas) malah meningkat seiring dengan menguatnya dolar Amerika Serikat (AS).
Tercatat, posisi di September 2023 tabungan valas tumbuh 6,13 persen secara tahunan (yoy), atau mencapai USD78,17 miliar.
“Ini (tabungan valas) tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan bulan Agustus 2023, jadi di luar dugaan orang, bukan agak turun malah agak naik sedikit lebih cepat,” ungkap Purbaya dalam konferensi pers KSSK, Jumat 3 November 2023.
Baca juga: Bos BSI Sebut Pasar Valas Syariah RI Masih Tertinggal
Di samping itu, loan to deposit ratio (LDR) valas mencapai 80,33 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa likuiditas valas di pasar domestik cukup kuat.
“Ini menandakan atau mengindikasikan bahwa likuiditas valas di pasar domestik cukup kuat, ruangnya cukup untuk memberi tambahan kredit ke sektor riil kalau diperlukan,” imbuhnya.
Sebagai informasi, indeks nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama (DXY) pada 27 Oktober 2023 berada di level 106,56 atau menguat 2,93 persen secara year to date (ytd).
Peningkatan Indeks DXY memberikan tekanan depresiasi terhadap mata uang utama, seperti Yen Jepang dan Dolar Australia yang melemah masing-masing 12,61 persen dan 6,72 persen ytd.
Baca juga: DPK Valas Terus Melemah, Instrumen Moneter BI Diharap Dongkrak Likuiditas Valas
Depresiasi mata uang kawasan, seperti Ringgit Malaysia dan Baht Thailand masing-masing 7,82 persen dan 4,39 persen ytd.
Sementara itu, dengan langkah-langkah stabilisasi yang ditempuh BI, depresiasi nilai tukar Rupiah relatif lebih baik, yakni 2,34 persen ytd. (*)
Editor: Galih Pratama