Jakarta – Zurich Indonesia telah menerbitkan Survei Sustainability Executives yang dilakukan di 15 negara dengan mengumpulkan tanggapan dari hampir 700 pejabat eksekutif terkait dengan mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim, di mana tantangan terbesarnya adalah terkait dengan biaya dan skala modal.
Sejalan dengan temuan pada tingkat global, Zurich Indonesia membeberkan tantangan utama dalam mengembangkan rencana net zero emission di Indonesia. Tantangan tersebut adalah kurangnya solusi teknologi yang memadai serta biaya dan skala modal.
Namun, kurangnya keterampilan juga disebut sebagai salah satu dari tiga tantangan utama net zerp emission yang dihadapi oleh para pimpinan keberlanjutan di Indonesia.
Melihat hal itu, Sustainability Country Lead Zurich Indonesia, Budi Darmawan, menyebutkan bahwa diperlukan lebih banyak lagi dukungan investasi dan insentif untuk membantu perusahaan-perusahaan, baik besar maupun kecil, untuk beralih ke energi terbarukan, armada kendaraan listrik, memperbarui bangunan agar hemat energi, dan mendukung pendataan dan pengukuran.
“Untuk inovasi-inovasi yang terukur dan aplikasi yang cepat, dibutuhkan kolaborasi antar pelaku industri serta pemerintah-swasta dalam penelitian dan pendanaan,” ucap Budi dalam
keterangan resmi di Jakarta, 16 Oktober 2023.
Adapun, Budi menambahkan bahwa, Zurich Indonesia telah berkomitmen untuk memimpin langkah-langkah perubahan iklim yang menjadi isu penting saat ini, dan perlu adanya tindakan sesegera mungkin, serta kolaborasi yang kuat.
“Kami berkomitmen untuk memimpin langkah mengatasi perubahan iklim, Zurich akan terus berperan aktif dalam mencari solusi dan berkolaborasi dengan para pelaku bisnis juga komunitas untuk mendorong dampak yang penting,” imbuhnya. (*)
Editor: Galih Pratama