Jakarta – Amazon Web Service (AWS) telah beroperasi di Indonesia sejak lama. Dalam perjalanannya, penyedia layanan cloud computing dari Negeri Paman Sam ini telah banyak membantu beragam sektor bisnis di Indonesia, termasuk UMKM dan startup.
Managing Director Mid Market Enterprise, SMB, dan Global Accounts ASEAN AWS, Gunish Chawla, membeberkan jika sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki potensi besar di Indonesia. Dengan jumlah UMKM sebanyak 64,2 juta, jumlah karyawannya sebanyak 119,6 juta, dan kontribusi bagi GDP nasional sebesar 61,9%, sektor UMKM telah menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia.
“Kalau anda lihat sektor lainnya, ada banyak potensi yang belum terbuka. Jadi, ini soal bagaimana membantu bisnis untuk bergerak lebih agile dan cepat. Maka dari itu, menurut saya, ini penting, bukan hanya untuk sekedar menyediakan platform bagi sejumlah pihak, tetapi juga bagi seluruh sektor usaha,” ujar Gunish pada acara AWS Cloud Day Indonesia 2023 di Jakarta, Selasa, 26 September 2023.
Baca juga: Cloud Banking Dorong Pertumbuhan Perbankan Digital Tanpa Batas
Sementara itu, CEO eFishery, Chrisna Aditya, menyatakan bahwa melalui teknologi cloud yang disediakan oleh AWS, pihaknya dapat membantu pelaku budidaya ikan dalam menjaga ukuran ikannya agar sesuai dengan permintaan dari market. eFishery sendiri adalah UMKM yang bergerak di bidang aquaculture, yang juga baru saja menyandang predikat unicorn.
“Dengan teknologi Internet of Things (IoT) dan cloud, kita bisa membantu lebih dari 200.000 pelaku budidaya ikan dalam mencegah kasus ukuran ikan yang terlalu besar atau kecil, yang diakibatkan oleh pemberian makan berlebih atau terlalu sedikit dengan cara manual,” ucap Chrisna.
Dengan teknologi cloud dan IoT, pihaknya mengungkapkan telah membantu pelaku budidaya ikan dalam mengurangi biaya pakan ikan hingga 20%, serta meningkatkan panen rata-rata dalam satuan ton hingga 50%.
“Jujur saja kita pakai banyak teknologi AI dari AWS. Kita juga banyak mengadopsi cloud-nya ya, karena tumbuh terus per bulannya. Lumayan signifikan ya karena secara user base dan data yang kita punya itu keep going. Dan harapannya tak berhenti sampai di sini, karena kita ingin sampai ke tingkat global,” tambah Chrisna.
Di lain sisi, CEO PT Virtual Medis International, Ahmad Siddiq, menyampaikan bahwa dengan layanan cloud computing dari pihak eksternal, ia dan jajarannya bisa lebih fokus pada pengembangan layanan dan konsumen. PT Virtual Medis International sendiri adalah perusahaan teknologi yang mengembangkan aplikasi vMedis sebagai aplikasi untuk memudahkan pemilik apotek dalam mengelola stok obat dan keuangan di apotek.
“Saat ini sudah ada 3.000 apotek yang kita handle. Dari sisi kemudahan dan aksesibilitas, itu semua kita dapatkan lewat teknologi cloud dan AI. Ibaratnya, jantung kita itu di sini, maka dengan adanya ahli eksternal yang menangani ini, kita jadi bisa fokus ke konsumen, bisa memperbaiki layanan kita ketimbang fokus ke server yang mana kita bukan ahlinya,” beber Ahmad.
Baca juga: Tantangan Mengelola Hyperscaler Cloud, Ini Saran Lintasarta untuk Perbankan
Selain konsumen, AWS Cloud Day Indonesia 2023 juga menghadirkan lokal partner AWS untuk wilayah Indonesia, seperti salah satunya PT Innovation Cloud Services (ICS Compute). CEO ICS Compute, Budhi Wibawa, mengungkapkan, melalui strategic collaboration agreement (SCA) antara AWS dan ICS Compute, pihaknya telah mengalami pertumbuhan pendapatan sampai 378% dalam waktu dua tahun.
“Jadi, selain kita tanda tangan agreement dengan AWS pada dua tahun lalu, kita memiliki pertumbuhan bisnis 378% dalam waktu dua tahun tersebut,” jelas Budhi.
Budhi lalu menyatakan bahwa digitalisasi pada suatu sektor usaha tak bisa dihindari. Menurutnya, jika suatu bisnis ingin berhasil, maka adopsi teknologi, seperti AI dan cloud computing menjadi vital untuk dilakukan, mengingat besarnya efisiensi biaya yang bisa dihasilkannya. (*) Steven Widjaja