Jakarta – PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menilai pasar saham Indonesia saat ini masih berada pada posisi yang atraktif, meskipun pergerakan pasar saham di sepanjang tahun ini relatif mendatar.
Senior Portfolio Manager, Equity MAMI, Samuel Kesuma CFA, menyatakan, bahwa pergerakan pasar saham yang masih atraktif tersebut tercermin dari valuasi price earning (PE) ratio dengan level 12x atau 22 persen lebih rendah dari rata-rata historis.
Baca juga: Kinerja Emiten dari 3 Sektor Ini Paling Moncer di Semester I 2023
“Saat ini kami melihat valuasi pasar saham Indonesia pada level yang sangat atraktif, berdasarkan PE ratio di level 12x, atau 22 persen lebih rendah dari rata-rata historis. Jadi apabila terdapat pembalikan sentimen di pasar, kami melihat potensi upside yang tinggi di pasar saham,” ucap Samuel dalam risetnya dikutip, 18 September 2023.
Kemudian, Samuel menjelaskan, faktor-faktor yang dapat menjadi katalis bagi pasar saham Indonesia, di antaranya adalah perubahan postur kebijakan The Fed di mana terdapat indikasi suku bunga tidak naik lagi, selain itu kondisi ekonomi Indonesia yang tetap stabil dapat mengembalikan minat investor domestik terhadap pasar saham.
“Dari sisi pertumbuhan laba emiten kami juga melihat kinerjanya baik, sesuai dengan harapan, sehingga bukan menjadi faktor negatif yang membayangi sentimen,” imbuhnya.
Baca juga: Rata-Rata Nilai Transaksi Harian Turun 32 Persen, Ini Strategi BEI
Namun, di sisi lain, dirinya juga melihat bahwa masih ada beberapa faktor yang memengaruhi minat investor domestik untuk masuk ke pasar saham Indonesia, salah satunya adalah ketidakpastian kebijakan suku bunga The Fed.
“Mungkin terdapat faktor eksternal yang memengaruhi minat investor domestik seperti ketidakpastian kebijakan suku bunga The Fed, kekhawatiran resesi global, ataupun efek crowding out dari penerbitan SBN ritel yang menyerap likuiditas dari pasar saham,” ujar Samuel. (*)
Editor: Galih Pratama