Jakarta – Bank DKI terus melakukan sosialisasi dan edukasi program cashless kepada siswa-siswi sekolah. Tujuannya agar siswa-siswi terbiasa dengan transaksi non tunai. Banyak manfaat cashless dilakukan masyarakat, diantaranya, mudah bertransaksi dimanapun dan kapanpun. Misalnya ingin membayar tagihan listrik, internet dan lain-lain cukup melalui mobile banking atau internet banking saja.
Selain melakukan sosialisasi dan edukasi program cashless, Bank DKI juga memperkenalkan operasional front office perbankan kepada siswa-siswi sekolah dengan membuka bank mini. Pada kesempatan ini Bank DKI membuka bank mini di SMK Mutiara Bangsa, Jakarta. Pembukaan bank mini merupakan dukungan Bank DKI kepada pemerintah dalam menyukseskan gerakan cashless di masyarakat. Sehingga diharapkan masyarakat tidak lagi melakukan transaksi tunai melainkan non tunai.
Baca juga: Tingkatan Cashless, Generasi Tua Masih Jadi Hambatan
“Selain itu, sosialisasi dan edukasi cashless kepada siswa-siswi (usia remaja) agar mereka mengerti masalah cashless dalam kehidupan sehari-hari. Kalaupun masih ada transaksi tunai maka kami support dengan bank mini,” ujar Wakil Pimpinan Bidang Pemasaran Bank DKI Kantor Cabang Walikota Jakarta Barat, Onang Pinarsudi Briantomo, dalam keterangannya 12 September 2023.
Menurutnya, dengan adanya bank mini ini dapat menjadi tempat praktik siswa-siswi dalam bekerja di bank, sehingga mereka paham operasionalisasi perbankan. Namun, sebelum mereka praktik di bank mini terlebih dahulu diberi pelajaran sebagai front office (teller). Selain itu, diberi pendampingan kepada siswa-siswi tentang bagaimana transaksi keuangan yang sederhana, bagaimana menerima uang dan mencatat atau membukukan rekening nasabah.
“Bank mini ini tidak seperti bank mini lainnya. Namun, bank mini ini real seperti kantor kas pada sebuah bank. Semua real time online karena nasabah dapat menyetor dananya di bank mini ini,” tambah Ketua Yayasan SMK Mutiara Bangsa, Faisal Akbar.
Sedangkan memonitor pelaksanaan sehar-hari pada bank ini ada pendampingan dari karyawan Bank DKI terhadap siswa-siswi. ”Sedangkan dari sisi keamanan kami ada CCTV, laporan secara tertulis dan terkoneksi dengan kantor wilayah Bank DKI serta ada payung hukum berupa MoU. Jadi walaupun tellernya dari siswa akan dilihat atau dimonitor oleh guru untuk jadi penilaian,” ucap Faisal.
Baca juga: Dorong Literasi Keuangan ke Pelajar, Begini Langkah Bank DKI
Di tempat sama, Kepala SMK Mutiara Bangsa, Ade Noviawati menjelaskan bahwa bank mini sebagai bengkel kerja atau sumber belajar siswa. Namun, ini dibuat sebagai sumber kerja yang nyata sehingga siswa dapat langsung praktik kegiatan keuangan dan lainnya. ”Bank mini bergandengan dengan bisnis center kami. Sehingga murid-murid kami dorong menjadi pebisnis sejak muda. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan agar muncul secara maksimal,” jelasnya.
Ade menambahkan bahwa bank mini ini merupakan bank yang real, dapat melakukan transaksi seperti bank lainnya. Semua transaksi di bawah pengawasan petugas Bank DKI dan dijalankan oleh siswa kami. Semua transaksi dapat dilakukan di sini seperti menabung, membayar cicilan dan lain-lain. Contoh transaksi yang dapat dilakukan antara lain, pembayaran buku, pembayaran akhir tahun dan lain sebagainya. (*)