Jurus Bank DBS Atasi Anak Muda Terjebak Tunggakan Paylater

Jurus Bank DBS Atasi Anak Muda Terjebak Tunggakan Paylater

Jakarta – Belakangan, muncul fenomena anak muda yang terjebak tunggakan cicilan paylater hingga kesulitan mengajukan kredit kepemilikan rumah (KPR). Tentu saja, fenomena satu ini mendapat perhatian pihak perbankan.

Consumer Banking Director PT Bank DBS Indonesia Rudy Tandjung mengatakan, pihaknya tak menampik banyak anak muda yang terjebak tunggakan cicilan paylaterNamun, tidak semua milenial terjerembab ke dalam fenomena tersebut. 

Baca juga: Anak Muda Gemar Gunakan Pinjol dan Paylater Untuk Konsumtif, Ternyata Karena Hal Ini

“Kita tidak bisa mengeneralisasi semua anak muda seperti itu. Sebab, ada segmentasi tertentu misalnya ada anak muda yang pengangguran, ada juga yang menerima pendapatan tetap, ada yang bekerja di sektor kreatif,” katanya dalam konferensi pers digibank by DBS, Senin (11/9).

Menurutnya, apabila merujuk pada performa Bank DBS saat ini tidak ditemukan nasabahnya yang terjebak tunggakan cicilan paylater. Sebagaimana diketahui, Bank DBS menerbitkan paylater lewat digibank Pay Later, yaitu fitur yang terdapat di Kartu Kredit digibank by DBS. 

Melalui fitur ini, Bank DBS Indonesia menawarkan fleksibilitas kepada pemegang kartu kredit untuk dapat mengubah transaksi kartu kredit menjadi cicilan dengan tenor sampai dengan 60 bulan. 

“Untuk bunga yang kita tawarkan sendiri cukup kompetitif di market,” bebernya.

Sejalan dengan itu, pihaknya getol melakukan edukasi kampanye literasi keuangan kepada para nasabah dalam menjaga cash flow dan investasi masa depan.

Baca juga: Dear Anak Muda, Ini Tips Jitu Agar Terhindar dari Jeratan Pinjol

“Apalagi kita rutin melakukan edukasi kampanye Bank DBS yang bertujuan menyeimbangkan bagaimana produk yang kita miliki bisa menjadi cashflow dan investasi di masa depan,” ujarnya.

Salah satunya, Bank DBS Indonesia memperkenalkan kampanye #JalaniCerdikmu, sebuah kampanye yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat kelas menengah pada segmen emerging affluent.

Tujuannya, untuk memaksimalkan kebahagiaan di tengah banyaknya prioritas hidup yakni kesenangan di hari ini dan perencanaan untuk masa depan. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News