Jakarta – Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu), Pahala Nugraha Mansury menegaskan pentingnya konektivitas antar negara kawasan ASEAN untuk membangun ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
“Konektivitas antar kawasan ASEAN akan dapat mengembangkan ekosistem yang jauh lebih kohesif dalam membangun rantai pasokan masa depan bagi dunia termasuk dalam baterai kendaraan listrik,” ujar Pahala dalam ASEAN Indo-Pacipic Forum (AIPF), Rabu 6 September 2023.
Baca juga: Moeldoko: KTT ASEAN 2023 jadi Pengungkit Ekonomi Sekaligus Ekosistem Kendaraan Listrik
Ambisi membangun rantai pasok kendaraan listrik, kata Pahala, juga merupakan salah satu hasil utama dari KTT Ke-43 ASEAN untuk menghubungkan negara anggota ASEAN melalui apa yang disebut dengan jaringan ASEAN.
Dia menambahkan, dengan memiliki sebesar 26 persen sumber daya dunia berupa nikel, Indonesia memiliki rencana ambisius untuk membuat baterai dengan kapasitas 140 gigawatt pada 2030.
Pun demikian negara anggota ASEAN lainnya yang juga memiliki potensi besar memiliki rencana ambisius untuk menjadi bagian dari rantai pasok EV.
“Seperti Filipina, dengan potensi sangat signifikan dalam pengembangan nikel dan Indonesia kami memiliki lebih banyak sumber daya daripada sekadar nikel,” katanya.
Baca juga: RI Berpotensi jadi Ekosistem Kendaraan Listrik Terbesar di Dunia, Ini Buktinya
Selain itu, Indonesia juga tengah mendorong dalam pengembangan pasar hidrogen yang akan menciptakan 1,4 triliun pasar pada tahun 2050.
“Beberapa contoh, ada pasar hyrdrogen yang muncul yang akan diciptakan dari sekitar 1,4 triliun pasar pada tahun 2050 dan oleh karena itu Indonesia sekarang mendorong inisiatif ini,” pungkas Pahala. (*)
Editor: Galih Pratama