Cara Jitu Bank Jago Tangkal Kasus Pembobolan Rekening Nasabah

Cara Jitu Bank Jago Tangkal Kasus Pembobolan Rekening Nasabah

Jakarta – Pembobolan rekening nasabah masih menjadi persoalan pelik bagi industri perbankan. Ibarat bermain perang, nasabah kerap menjadi sasaran ‘empuk’ para hacker karena minimnya kewaspadaan menjaga personal data perbankan.

Tentu saja, pihak bank pun tak tinggal diam. Berbagai cara jitu dilakukan untuk meminimalisir kasus pembobolan rekening nasabah. Utamanya, rajin memberikan edukasi kepada para nasabah mereka.

Head of Consumer Business Consumer Value Management Bank Jago Irene Santoso mengungkapkan, maraknya kasus pembobolan rekening nasabah yang terjadi lantaran kurangnya edukasi dalam menjaga kerahasiaan data informasi personal.

Baca juga: Gandeng ADVANCE.AI, Bank Jago Kembangkan eKYC Perkuat Keamanan Pembukaan Rekening Nasabah

“Mungkin itu bisa terjadi karena kurangnya edukasi. Tentu saja, ini menjadi salah satu tugas kami untuk bisa mengedukasi para nasabah,” kata Irene, ditemui di Kantor Bank Jago, Menara BTPN, Jakarta (30/8).

Menurutnya, Bank Jago sendiri rajin memberikan edukasi dengan memanfaatkan media sosial agar menjangkau lebih luas nasabah yang hingga kuartal II-2023 mencapai 8,3 juta nasabah. 

Ia menekankan, segala informasi yang bersifat personal yang digunakan untuk verifikasi jangan sampai bocor ke pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

“Jadi, kita sama-sama menjaga dengan user company dan juga regulator dalam mengatasi masalah ini,” jelasnya.

Selain itu, pihaknya pun tetap mengedepankan keamanan dalam bertransaksi online yang memiliki proteksi berlapis tanpa nasabah khawatir terkena hacking. 

Melansir laman resmi perusahaan, setidaknya ada 5 sistem keamanan berlapis yang diterapkan perusahaan yakni autentikasi dua faktor, fitur autentikasi biometrik, pengaturan notifikasi, pendaftaran perangkat terhubung hingga sistem enkripsi.

“Karena kita perusahaan yang berbasis teknologi, off course kita ingin menjadi yang terbaik dalam meningkatkan keamanan nasabah,” bebernya.

Adapun, Bank Jago juga tetap menganggarkan biaya modal (capital expenditure/capex) untuk teknologi informasi (TI). Namun, Irene tak menyebut secara detil nominal yang dianggarkan oleh Bank Jago.

Baca juga: OJK: Butuh Langkah Konkrit Untuk Cegah Pencucian Uang dan Serangan Siber

Kasus Pembobolan Nasabah Jenius

Sebagaimana diketahui, kasus pembobolan rekening bank menimpa nasabah Jenius milik PT Bank BTPN Tbk. Para nasabah mengeluhkan uang di rekening mereka tiba-tiba lenyap. Kerugian yang ditanggung nasabah hingga puluhan juta rupiah.

Pengalaman tersebut diceritakan melalui akun Twitter @yourlastnameis. Awalnya, korban tiba-tiba mendapatkan pemberitahuan transaksi kartu kredit Jenius sebesar Rp15 juta. Diketahui, lokasi transaksi diduga berada di Amerika Serikat (AS).

“Nyesek banget ini gimana ceritanya, lagi nggak ngapa-ngapain tiba-tiba ada notif transaksi cc Jenius senilai Rp 15 juta buat di US? Punya visa aja kaga, tapi tagihannya masuk ke saya nih, @JeniusConnect,” cuitnya, dikutip Selasa (22/8).

Communications & Daya Head Bank BTPN Andrie Darusman menyayangkan kejadian yang dialami oleh nasabah tersebut. Bank dalam hal ini telah memprioritaskan keamanan dan kenyamanan nasabah. 

Menurutnya, Bank BTPN sudah menerapkan sistem keamanan berlapis standar internasional dalam memaksimalkan sistem pelayanan perbankankeamanan data dan dana nasabah

“Kami menggunakan sistem keamanan berlapis standar internasional dan akan terus memaksimalkan layanan untuk kenyamanan nasabah yang semakin optimal,” katanya, kepada Infobanknews.

Lanjutnya, keamanan data dan dana nasabah, serta kenyamanan nasabah merupakan prioritas perusahaan. Termasuk dalam menjalankan proses bisnis, Bank BTPN tetap mengacu pada standar operasional prosedur dan peraturan yang berlaku. 

Bank BTPN mengimbau kepada seluruh nasabah agar selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap modus pembobolan kartu kredit.

Baca juga: Waspada! Ini Modus Serangan Siber Teranyar di Indonesia

“Kami mengimbau nasabah agar selalu berhati-hati saat bertransaksi menggunakan kartu debit/kredit di online merchant maupun e-commerce yang belum menerapkan sistem 3D secure atau transaksi tanpa menggunakan OTP, untuk mencegah terjadinya transaksi tanpa otorisasi,” jelasnya.

3D secure merupakan protokol keamanan transaksi online untuk melakukan konfirmasi (biasa disebut autentikasi) terhadap pemegang kartu dengan cara mengirimkan one time password (OTP).

Bank BTPN juga berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan merupakan peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News