Jakarta – Perusahaan mobil listrik, Tesla Inc (TSLA.O) dikabarkan tengah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap pekerja pabrik baterai di Shanghai, China.
Dinukil Reuters, Jumat (7/7), belum diketahui pasti berapa banyak pekerja yang akan diberhentikan, atau alasan spesifik di balik PHK, menurut laporan tersebut.
Pihak Tesla pun hingga saat ini belum memberikan tanggapan mengenai pemberitaan pemangkasan tersebut, seperti yang dilaporkakn oleh Bloomberg News.
Diketahui, pemberitaan PHK pertama kali dilaporkan oleh portal berita online lokal, Deep Analysis, pada Kamis (6/7), di mana kurang dari 1.000 karyawan yang dipekerjakan di dua lini produksi baterai pabrik menjadi korban PHK.
Baca juga: Bisnis Lesu, Goldman Sachs PHK 125 Direktur Pelaksana Global
Tesla’s Gigafactory Shanghai, pabrik terbesar dan paling produktif, mempekerjakan sekitar 20.000 pekerja, termasuk di gedung perakitan Model Y dan Model 3.
Sebelumnya, pada Juni 2023 lalu, Tesla telah menutup kantornya yang berada di San Mateo, California dan memangkas sekitar 200 karyawan yang bekerja pada sistem asisten pengemudi Autopilot.
Dikutip Reuters, CEO Tesla Elon Musk mengatakan kepada manajer puncak bahwa memiliki perasaan sangat buruk tentang ekonomi dan membuat perusahaan perlu memangkas staf sekitar 10%.
Menurutnya, pemotongan 10% hanya akan berlaku untuk pekerja yang digaji dan jumlah staf per jam masih diperkirakan akan bertambah. (*)
Editor: Galih Pratama