IHSG Masih Dibuka Melemah 0,11% Pagi Ini

IHSG Masih Dibuka Melemah 0,11% Pagi Ini

Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9:00 WIB (21/6) indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali melanjutkan pelemahan sebesar 0,11% atau ke level 6.652.

Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan hari ini, sebanyak 257 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 16 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp134 miliar.

Kemudian, tercatat terdapat 104 saham terkoreksi, sebanyak 132 saham menguat dan sebanyak 257 saham tetap tidak berubah.

Sebelumnya, BNI Sekuritas melihat bahwa IHSG secara teknikal akan mengalami trend bearish, selama di bawah 6.815 dan IHSG closing di level 6.660, di bawah 5 day Moving Average (6.692).

Indikator MACD bearish, Stochastic bullish, candle hammer. Investor asing mencatatkan Net Foreign Sell sebesar Rp 409,63 miliar. Dalam sepekan, tercatat Net Foreign Sell sebesar Rp 1,96 triliun dan Net Foreign Buy Rp 17,77 triliun (ytd).

“Level resistance berada 6.686/6.727 dengan support 6.600/6.566,” ujar Retail Research Analyst BNI Sekuritas, Maxi Liesyaputra dalam risetnya di Jakarta, 21 Juni 2023.

Pada perdagangan kemarin (20/6) bursa di kawasan regional Asia Pasifik mencatat pergerakan yang beragam , dimana Hang Seng mencatat penurunan cukup signifikan, sementara bursa Australia dan Shenzen Index menguat.

China diketahui telah menurunkan suku bunga pinjaman satu tahun dan lima tahun masing-masing sebesar 10 basis poin menjadi 3,55% dan 4,20% dan Hong Kong melaporkan inflasi untuk Mei 2023 sebesar 2% yoy. Industrial production Jepang pada April 2023 sebesar -0,7% yoy.

Sedangkan, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah cukup signifikan sebesar 0,72%, begitu juga dengan S&P 500 yang turun sebesar 0,47%, sementara indeks Nasdaq terkoreksi sebesar 0,16%.

Adapun, sektor energi turun lebih dari 2%, menjadi sektor yang turun cukup dalam di S&P 500. Sementara itu, saham Intel, Nike, dan Boeing turun lebih dari 3% di Dow Jones. Sebaliknya, perusahaan konstruksi perumahan (homebuilders) menguat setelah laporan perumahan AS lebih tinggi dari ekspektasi. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Related Posts

News Update

Top News