Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Mei 2023 terjadi inflasi sebesar 0,09% dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,84. Sedangkan, tingkat inflasi tahun ke tahun (Mei 2023 terhadap Mei 2022) tercatat 4,00% dan tingkat inflasi tahun kalender (Mei 2023 terhadap Desember 2022) sebesar 1,10%.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, inflasi di bulan Mei 2023 secara bulan ke bulan lebih rendah, dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya April 2023 sebesar 0,33% dan bulan yang sama tahun lalu yang sebesar 0,40% yoy. Penyumbang inflasi terbesar pada Mei 2023 berdasarkan kelompok pengeluaran adalah makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,48% dengan andil terhadp inflasi 0,13%.
Selain itu, terdapat kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi. Dengan deflasi terdalam yaitu pada kelompok pakaian dan alas kaki -0,46% dengan andil -0,02% dan transportasi sebesar -0,56% dengan andil -0,07%
“Komoditas penyumbang inflasi secara mtm terbesar diantaranya adalah bawang merah 0,03% dan daging ayam ras dengan andil masing-masing 0,03%. Kemudian ikan segar, telur ayam ras, dan rokok kretek filter dengan andil masing-masing 0,02%,” ujar Pudji Senin, 5 Juni 2023.
Baca juga: Defisit APBN Diproyeksi di Bawah 2,8%
Dari 90 kota yang dipantau, terdapat 77 kota yang mengalami inflasi. Bila dirinci, 67 kota diantaranya memiliki inflasi diatas inflasi nasional dan 10 kota lainnya dibawah inflasi nasional. Namun, pada saat yang sama sebanyak 13 kota mengalami deflasi.
“Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,28% utamanya disebabkan oleh ikan segar mengambil andil 0,51%, daging ayam ras 0,25%, tarif angkutan udara 0,14%, bawang merah 0,13%, jeruk 0,06%, sawi hijau 0,05%, dan telur ayam ras 0,05%. Sementara deflasi terdalam terjadi di Kota Tanjung Pinang sebesar -0,27%,” jelasnya.
Kemudian, inflasi secara tahun ke tahun atau yoy pada Mei 2023 sebesar 4,00% utamanya di dorong oleh kelompok transportasi sebesar 10,62% dengan andil 1,29%. Berdasarkan komoditas penyumbang terbesar untuk inflasi tahunan pada Mei 2023 diantaranya, bensin dengan andil 0,91%, beras 0,38%, rokok kretek filter 0,23%, kontrak rumah 0,13%, dan bahan bakar rumah tangga 0,13%
Selain itu, menurut komponen, yaitu komponen inti pada Mei 2023 mengalami inflasi tahunan sebesar 2,66%, lebih rendah dibandingkan April 2023 sebesar 2,83%, yang menambil andil sebesar 1,73%.
Komponen harga yang diatur pemerintah mengalami inflasi tahunan sebesar 9,52%, lebih rendah dibandingkan dengan April 2023 yaitu sebesar 10,32%, dengan mengambil andil sebesar 1,70%.
“Tekanan inflasi komponen Harga Diatur Pemerintah secara tahunan masih tinggi, namun menunjukan tren penurunan sejak Januari 2023. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi selama setahun terakhir adalah bensin, rokok kretek filter, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan dalam kota, rokok putih, dan rokok kretek,” pungkasnya.
Baca juga: Kemenkeu Ungkap Penerimaan Negara dari Ekspor Pasir Laut Sangat Kecil
Kemudian, komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 3,28% yoy, lebih rendah dibandingkan April 2023 sebesar 3,74% dan memberikan andil 0,57%. Didorong oleh beras, telur ayam ras, bawang putih, dan bawang merah. (*)
Editor: Galih Pratama