Jakarta–Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka naik, ditengah pelemahan bursa global sebanyak 4,984 poin atau 0,10% ke level 4.801,853 pada perdagangan Rabu, 1 Juni 2016. Sementara indeks LQ45 bergerak naik 1,231 poin atau 0,15% ke level 821,245.
Mengutip riset Investa Saran Mandiri, IHSG pada perdagangan kemarin sendiri ditutup turun sebesar 39 poin atau 0,81% ke level 4.796 setelah bergerak di kisaran 4.792 – 4.836 dengan investor asing membukukan transaksi beli bersih (net buy) Rp317 miliar.
Pasar saham Amerika Serikat ditutup bervariasi seiring tingkat belanja konsumen AS naik 1% pada bulan April lebih tinggi dari prediksi ekonom sebesar 0.7%. Daya beli konsumen bertambah disebabkan oleh lebih banyak orang yang bekerja dan laju pertumbuhan upah membaik.
Sementara pasar saham kawasan eropa ditutup negatif dengan Indek FTSE Inggris tertekan -0,19% oleh saham-saham sektor pertambangan seiring turunnya harga logam akibat penguatan dolar.
Dari dalam negri, tren Inflasi yang rendah, diperkirakan akan berlanjut hingga Mei 2016. Namun rendahnya Inflasi di dua bulan pada kuartal kedua tahun ini perlu diwaspadai. Hasil survei pemantauan harga pekan ketiga Mei 2016 oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan Inflasi bulanan sebesar 0,19% dan Inflasi tahunan 3,3%.
Meski tercatat Inflasi, angka tersebut tergolong rendah dibandingkan dengan tren Inflasi menjelang puasa pada lima tahun sebelumnya.
Berdasarkan data BPS lima tahun ke belakang, rata-rata laju Inflasi menjelang puasa berada di atas 0,5%. Inflasi Juni 2015 0,54%, Inflasi Juni 2014 0,43%, Inflasi Juni 2013 1,03%, Inflasi Juli 2012 0,7%, dan Inflasi Juli
2011 0,67%.
Rendahnya Inflasi tersebut merupakan cerminan dari perlambatan Asia yang masih terjadi pada tahun ini dan bukan dampak dari kebijakan BI. (*) Dwitya Putra
Editor: Paulus Yoga