Jakarta – PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) telah merencanakan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp200 miliar hingga Rp300 miliar dalam rangka meningkatkan kualitas layanan digitalnya.
Direktur Keuangan PRDA Liana Kuswandi mengatakan, bahwa angka tersebut selalu konsisten dikeluarkan oleh perusahaan setiap tahunnya yang juga turut memperhatikan likuiditas perusahaan.
“Kami mengupayakan selalu ada minimal tiga kali untuk operasional dan selebihnya untuk investasi, maka investasi setiap tahunnya itu berkisar antara Rp200-300 miliar,” ucap Liana dalam Paparan Publik di Jakarta, 13 April 2023.
Lebih lanjut, Liana merinci bahwa untuk mengedapankan digitalisasi, perusahaan telah meningkatkan porsi pendanaan digital menjadi sebesar 50-55%.
“Sekitar 50-55% itu untuk pendanaan digital sebelumnya hanya 20-30%, sudah terjadi peningkatan karena mengikuti perubahan strategi perusahaan,” imbuhnya.
Baca juga: Prodia Bagikan Dividen Tunai Rp223 Miliar
Pengembangan digital yang dimaksud tersebut adalah untuk memberikan kemudahan akses bagi pelanggan dengan penerapan omnichannel untuk segmen Business to Consumer (B2C).
Kemudian, untuk segmen Business to Business (B2B) akan diperkuat melalui ProdiaLink pada interoperability system untuk mempermudah proses referal ke lab.
Di sisi lain, dirinya mengungkapkan bahwa akan terus mempertahankan margin untuk pendapatan perusahaan maupun EBITDA di level yang positif.
“Kami berusaha menjaga di angka yang sama, itu cukup challenge ya artinya efisiensi tetap berjalan di tengah penyesuaian belanja customer kita, jadi kurang lebihnya 16-17% untuk net income, untuk EBITDA-nya di kisaran 20-30%,” tutupLiana. (*)
Editor: Galih Pratama