Jakarta – PT Prudential Sharia Life Assurance (Prudential Syariah) pada hari ini (5/4) telah merayakan milad pertamanya setelah resmi menjadi entitas terpisah dari perusahaan induknya, yaitu PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia).
Presiden Komisaris Prudential Syariah, Bambang Brodjonegoro, mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan sektor ekonomi Syariah, hal ini terlihat dari populasi penduduk beragama Islam yang mencapai 87,2%.
“Sejak spin-off, Prudential Syariah membukukan total aset sebesar Rp6,7 triliun dan mencatatkan risk-based capital (RBC) Dana Tabarru sebesar 249% yang menandakan bahwa Perusahaan memiliki kondisi keuangan yang sehat dengan angka RBC yang melebihi ketentuan minimal target yang ditetapkan oleh regulator,” ucap Bambang di Jakarta, 5 April 2023.
Prudential Syariah juga menempati posisi pertama sebagai perusahaan asuransi jiwa Syariah dengan market share dana tabarru sebesar 39%, serta market share dari sisi aset sebesar 21%.
Di samping itu, Prudential Syariah juga memiliki lebih dari 160 ribu mitra bisnis berlisensi syariah terbesar di industri untuk membantu para peserta dalam merencanakan kebutuhan solusi proteksi berbasis Syariah.
“Prudential Syariah telah mengambil langkah
strategis untuk menangkap potensi ini dan berhasil menjadi perusahaan joint venture pertama yang melakukan spin-off di tahun 2022,” imbuhnya.
Tidak hanya itu, sebagai bentuk amanah kepada para pesertanya, Prudential Syariah telah membayarkan klaim sebesar Rp1,7 triliun di sepanjang 2022. Pembayaran klaim ini meliputi klaim untuk manfaat kesehatan serta asuransi jiwa.
Presiden Direktur Prudential Syariah, Omar S. Anwar, mengatakan bahwa, Prudential Syariah telah memberikan akses perlindungan halal kepada lebih dari 530.000 peserta, melalui tiga strategi utamanya.
Diantaranya adalah melalui Strategi Inovasi, Prudential Syariah memiliki produk-produk unggulan yang sesuai dengan kebutuhan finansial masing-masing peserta di dalam setiap tahapan kehidupan mereka, seperti PRUCinta dan PRUCerah.
Kemudian, melalui strategi digitalisasi, Prudential Syariah telah meluncurkan Sharia Knowledge Centre (SKC) untuk meningkatkan literasi keuangan Syariah dan wadah kolaborasi antar para pemangku kepentingan termasuk institusi pendidikan.
Salah satu tantangan dalam mengembangkan asuransi jiwa syariah adalah rendahnya indeks literasi dan inklusi keuangan Syariah, yang baru mencapai 9,14% di 2022 untuk literasi dan 12,12% untuk inklusi.
“Sementara indeks literasi dan inklusi keuangan umum masyarakat Indonesia mencapai 49,68% dan 85,10% di tahun yang sama,” ucap Omar dalam kesempatan yang sama.
Adapun, terkait strategi kolaborasi, Prudential Syariah telah berkolaborasi dengan Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) dalam memprakarsai Cetak Biru Asuransi Jiwa Syariah dan menjalin kemitraan strategis dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
“Seiring dengan meningkatnya kebutuhan terhadap asuransi jiwa Syariah, kami semakin fokus untuk menggarap segmen ini. Oleh karenanya, kami berinisiatif menggelar berbagai kegiatan di kota-kota besar seperti kegiatan literasi keuangan,” imbuhnya. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra