Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9:00 WIB (4/4) indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali memasuki zona hijau pada level 6.854,53 atau menguat 0,40%.
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan hari ini, sebanyak 294 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 20 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp188 miliar.
Kemudian, tercatat terdapat 89 saham terkoreksi, sebanyak 187 saham menguat dan sebanyak 222 saham tetap tidak berubah.
Sebelumnya, BNI Sekuritas melihat IHSG secara teknikal berpotensi naik terbatas, dari kondisi overbought dan candle spinning top pada hari ini, Trend Bullish, selama di atas 6.815 dan IHSG closing di atas 5 day MA (6.808), serta di bawah 6.920 (200 day MA).
Indikator MACD netral, Stochastic overbought, candle spinning top. Jika bisa di tutup harian di bawah 6.815, IHSG masih berpeluang koreksi, target 6.752/6.641. Jika closed di atas 6.815, peluang menuju 6.924/6.961. Range breakout berada di 6.760 – 6.868.
“Level resistance berada 6.848/6.887/6.900/6.924 dengan 6.808/6.792/6.752/6.696 Perkiraan range di 6.780 – 6.870,” ucap Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas, Andri Zakarias Siregar dalam keterangan resmi di Jakarta, 4 April 2023.
Pada perdagangan kemarin (3/4) sebagian besar bursa di kawasan regional Asia Pasifik membukukan penguatan. Harga minyak naik hingga mencapai 8% setelah anggota OPEC+ sepakat untuk memotong produksi lebih dari 1 juta barel per hari hingga akhir tahun 2023.
Di antara yang mencatat kenaikan signifikan adalah Shenzen Index dan SSE Composite Index, sementara di sisi lain Kospi Composite Index terkoreksi. Indonesia melaporkan inflasi Maret 2023 sebesar 4,97% yoy, 0,18% mom, di bawah ekspektasi, dan hari ini Reserve Bank of Australia (RBA) akan memutuskan suku bunga.
Adapun dari Amerika Serikat (AS), kemarin indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat cukup signifikan sebesar 0,98%, begitu juga dengan S&P 500 yang naik sebesar 0,37%, sementara di sisi lain indeks Nasdaq terkoreksi sebesar 0,27%.
Wall Street mengabaikan perkembangan terbaru berupa berita dari OPEC+ yang mengurangi produksi sebesar 1,16 juta barel per hari. Energy Select Sector SPDR fund (XLE) yang mengikuti sektor energi S&P 500, naik lebih dari 4%. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra