Jakarta – Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) mengaku akan memperbesar porsi kredit BPD di sektor produktif dengan perbandingan 60% produktif dan 40% sektor konsumtif. Hal ini sejalan dengan arahan regulator yang meminta BPD untuk meningkatkan kreditnya di sektor produktif.
Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Ketua Asbanda Kresno Sadiarsi, di Jakarta, Selasa, 24 Mei 2016. “Rencana ini akan diarahkan posisinya itu 60:40. produktif 60%, konsumtif 40%. Dengan kondisi seperti ini ada peluang menggeser portfolionya ke arah infrastruktur,” ujarnya.
Dengan adanya kerja sama antara Asbanda dengan PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) terkait peningkatan pelaksanaan program pembiayaan proyek infrastruktur daerah, lanjut Kresno, hal ini akan meningkatkan pembiayaan kredit disektor produktif.
“Kita lebih pede untuk biaya infrastruktur, karena sekarang ini kita bergandeng tangan dengan jagoannya (IIF). Untuk BPD ini pembiayaan infrastruktur itu kisaran 8%-10%,” tukas Kresno.
Dia mengungkapkan, hingga 2015, BPD telah melakukan program pembiayaan bersama antara lain, proyek jalan tol milik Jasa Marga di Sumatera dan Jawa, kemudian proyek tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dan beberapa proyek tol lainnya.
Sedangkan dalam proyek untuk PlN sendiri, lanjut dia, 7 BPD bersama 2 BUMN dan PT SMI juga terlibat dalam melakukan pembiayaan sindikasi sebesar Rp2,2 triliun untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Riau 2 X 110 Mega Wat. Selain itu 2 BPD bersama 3 bank swasta telah memberikan kredit sindikasi sebesar Rp980 miliar kepada perusahaan pembiayaan dan PT Pegadaian. (*)
Editor : Apriyani K