Jakarta – Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memproyeksikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI7DRR akan dipertahankan pada level 5,75% pada Maret 2023.
Hal ini dinilai karena inflasi di Tanah Air sudah terkendali, dimana pada Februari 2023 inflasi berada pada level 5,47% yoy. Kemudian cadangan devisa Indonesia juga meningkat, tercatat hingga Februari 2023 cadangan devisa mencapai US$140,3 miliar.
Selain itu, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$5,48 miliar per Februari 2023 dan nilai tukar rupiah juga cenderung stabil.
“Dari dalam negeri, inflasi masih terkendali, rupiah cenderung stabil, cadangan devisa meningkat, dan trade balance masih surplus. Maka, suku bunga acuan BI masih akan dipertahan di 5,75%,” ujar Faisal saat dihubungi Infobanknews, dikutip Kamis, 16 Maret 2023.
Sementara, dari sisi global, kata dia, Federal Funds Rate (FFR) The Fed kemungkinan akan naik terbatas karena data inflasi Amerika Serikat (AS) menurun yaitu sebesar 6% per Februari 2023. Disertai adanya ancaman dari bangkrutnya beberapa bank di AS.
“Dari sisi global, FFR kemungkinan akan naik terbatas karena data inflasi AS menurun, labor market melonggar, dan ada ancaman dari bangkrutnya beberapa bank seperti SVB (Silicon Valley Bank), Silvergate, dan Signature,” jelas Faisal. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra