Jakarta – Kesepakatan normalisasi kembali hubungan diplomatik Arab Saudi dan Iran, pada 10 Maret 2023 menjadi babak baru bagi kedua negara tersebut.
Ditengahi China dalam sebuah pembicaaran di Beijing, kedua negara di kawasan Timur Tengah itu sepakat akan membuka kembali kedutaan besarnya masing-masing dalam dua bulan ke depan.
Kondisi ini, tentu saja menjadi tonggak sejarah baru dalam konflik berkepanjanngan atas hubungan kedua negara tersebut dalam tujuh tahun terakhir.
Para ahli menyebut, normalisasi hubungan diplomatik Arab Saudi – Iran akan membantu meredakan ketegangan dan pemulihan perdamaian di kawasan Timur Tengah dan juga mendorong stabilitas geopolitik yang tengah bergejolak di sana.
Sarjana Residen Senior di Institut Negara Teluk Arab di Washington Hussein Ibish mengatakan, kesepakatan normalisasi Arab Saudi – Iran menjadi fakta yang penting bagi China. Di mana, menjadikan Negeri Tirai Bambu sebagai pemain diplomatik strategi di wilayah Teluk.
“Hal ini tampaknya mengakui peran China yang mampu menengahi hubungan antara Teheran dan Riyadh melangkah ke posisi sebelumnya yang diduduki oleh negara-negara Eropa. Jika bukan Amerika Serikat, dan ini tidak akan menyenangkan Washington,” kata Ibish, melansir CNN, Senin, 13 Maret 2023.
Dinukil dari Global Times, Minggu (12/3), Direktur Institut Studi Timur Tengah di Universitas Studi Internasional Shanghai, Zhu Weilie menilai, kesepakatan normalisasi ke dua negara tersebut menjadi contoh positif untuk masalah hotspot regional di negara lain seperti pelonggaran dan penyelesaian konflik Israel-Palestina.
Di masa depan, kata dia, China bisa memainkan peran sentral dalam membangun jembatan bagi negara-negara dalam menyelesaikan masalah pelik yang berlangsung sejak lama di Timur Tengah.
“China bersedia membantu membangun jembatan, mekanisme dan platform dialog multilateral untuk mengatasi berbagai masalah regional,” jelas Weilie.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pun menyambut baik kesepakatan normalisasi Arab Saudi – Iran dan memuji China, Oman dan Irak, atas peran besar dalam mempromosikan pembicaraan tersebut.
Bahkan, negara-negara lain seperti Qatar, UEA, Irak, Oman, Lebanon, Bahrain pun menyatakan sentimen positif terhadap keputusan kedua negara untuk melanjutkan hubungan diplomatik.
“Ketulusan China dalam membantu meringankan ketegangan regional dapat dilihat oleh dunia saat ini,” pungkasnya. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra