Strategi Indofood Genjot Penjualan Makanan Ringan

Strategi Indofood Genjot Penjualan Makanan Ringan

Jakarta – Persaingan bisnis makanan ringan (snack) di Tanah Air terbilang sengit, terlebih setelah terlepas dari masa pandemik COVID-19. Perusahaan besar sekelas PT Indofood Fortuna Makmur pun semakin agresif menggenjot penjualan di tahun ini.

“Tahun ini akan lebih agresif karena setelah 1 tahun post pandemic semua pelaku bisnis akan mengejar ketertinggalan,” ungkap Head Sales PT Indofood Fortuna Makmur Yoshua Dominic, di Jakarta, Rabu, 8 Maret 2023.

Dalam menggenjot sisi penjualan, pihaknya pun dalam waktu dekat akan meluncurkan produk anyar guna menambah kontribusi bisnis snack dari yang sudah ada.

Produk makanan ringan yang akan diluncurkan sendiri merupakan adaptasi dari produk-produk yang tengah digemari di negara lain seperti Korea Selatan.

“Produk-produk yang laris di sana kita adopt dengan prinsip yang ada di sini. Ini menjadi tren yang harus diikuti karena selera konsumen kita itu gampang sekali mencoba rasa baru,” jelasnya.

Selain mengeluarkan cara produk baru, Indofood pun terus menjalankan perluasan distribusi produk secara merata di Tanah Air. Termasuk, ekspansi bisnis dengan Sirclo dan e-commerce seperti pemasaranonline di official store.

“Kami juga terlibat di live streaming TikTok yang pastinya akan membantu awareness produk di tahun ini,” jelasnya.

Apalagi kata dia, mendekati momen seasonal seperti Hari Raya Lebaran, akan terjadi lonjakan supply barang kepada consumer seperti supermarket dan sebagainya.

“Peningkatan penjualan untuk makanan ringan ketika seasonal ini diatas 20-30%. Ini yang akan kita genjot dalam waktu dekat,” ungkapnya.

Pihaknya pun optimis industri makanan ringan di Indonesia akan terus tumbuh seiring dengan tingginya daya beli masyarakat akan produk tersebut.

Menilik laman resmi Kementrian Perindustrian, pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin) di triwulan III-2022 mencapai 3,57%, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat 3,49%.

Meskipun terdampak pandemi Covid-19, subsektor mamin masih mampu tumbuh dan berkontribusi pada pertumbuhan industri nonmigas yang mencapai 4,88%. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Related Posts

News Update

Top News