Crewdible Bantu UMKM Hadapi Tantangan Resesi Menjadi Peluang

Crewdible Bantu UMKM Hadapi Tantangan Resesi Menjadi Peluang

Jakarta – Pelaku UMKM tengah dihadapkan pada kondisi perekonomian yang sulit diprediksi serta bayang-bayang resesi dunia, bahkan mampu menyumbang 61% atau Rp8.573,89 triliun dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2021.

Crewdible sebagai venture-backed company di Indonesia yang bergerak di bidang online fulfillment service dan telah menerima pendanaan Serie A dari Bukalapak, mengukuhkan komitmennya dalam menyediakan jasa bisnis online terpadu bagi para pemilik business online dan UMKM (Local Heroes) untuk dapat tumbuh dan berkembang bersama, melalui kampanye #bikinLOKALmakinVOKAL.

Dhana Galindra selaku Founder dan CEO Crewdible mengatakan, memiliki visi untuk menciptakan ekosistem terintegrasi yang memudahkan semua orang untuk memulai, mengembangkan, dan memiliki bisnis yang berkelanjutan.

“Karenanya misi kami adalah memberdayakan dan berkembang bersama mitra-mitra dengan memberikan layanan fulfillment terbaik, sehingga mitra UMKM bisa berkonsentrasi untuk pengembangan produk dan merek,” ujar Dhana, Rabu, 15 Februari 2023.

Memiliki kontribusi penting bagi pembangunan Indonesia, sudah semestinya para pelaku UMKM membutuhkan dukungan untuk menghadapi berbagai tantangan dalam mengembangkan usahanya yang kerap dihadapi, seperti, keterbatasan alat dan infrastruktur, kurangnya sumber daya dan pengalaman dalam mengelola fulfillment yang menyebabkan human error, internal fraud dan waktu yang tidak efisien, serta kebutuhan modal dan biaya yang besar untuk membuat infrastruktur fulfillment, mulai dari sewa properti, perlengkapan, hingga gaji karyawan.

Kemudian, tantangan lainnya, yaitu lokasi usaha tidak strategis karena kebanyakan pebisnis online tinggal di area suburban yang dapat meningkatkan potensi biaya lebih tinggi bahkan sulit untuk melakukan instant/same day delivery.

“Bukalapak dan Crewdible memiliki misi yang sama dimana kami ingin agar UMKM mendapatkan dukungan berupa layanan teknologi terbaik untuk mendorong pengembangan bisnis UMKM dengan efisien dan berkelanjutan,” ujar Victor Putra Lesmana selaku Direktur Bukalapak.

Untuk meringankan dampak pandemi bagi pelaku usaha, pemerintah Indonesia sejak tahun lalu juga sudah menggulirkan berbagai program, salah satunya BLT usaha mikro kecil yang ditujukan bagi UMKM dan diharapkan bisa mempercepat transformasi digital, sehingga UMKM dapat bertahan dan tetap tumbuh selama pandemi. Melalui digitalisasi, UMKM juga dapat berkomunikasi dengan pemangku kepentingan (stakeholder), bekerja secara kolaboratif dari jarak jauh, serta mengoptimalkan dan merampingkan alur kerja mereka.

Nita Kartikasari Ketua Wiki Export B20/ASEAN KADIN (Kamar Dagang Indonesia) mengatakan, peran KADIN adalah untuk menjembatani perusahan yang menjadi member KADIN dengan berbagai program yang sedang dicanangkan oleh pemerintah, sehigga sinergi dapat lebih kuat yang bertujuan untuk memajukan UMKM. 

“Saat ini KADIN juga sedang mengembangkan Wiki Eksport B20, sehingga diharapkan menjadi sarana bagi UMKM dalam memasarkan produknya ke pasar global,” pungkas Nita.

Pelanggan saat ini mengharapkan produk dan layanan berkualitas tinggi, dengan tingkat kenyamanan dan detail yang sama yang biasanya ditawarkan oleh pengecer dan bisnis besar. Jadi, untuk memenuhi permintaan pelanggan, UMKM perlu memanfaatkan teknologi untuk menghasilkan produk yang sangat personal, dan menawarkan perangkat manajemen rantai pasokan yang menyediakan produk yang tepat di tempat yang tepat, serta ilmu penetapan harga yang dinamis agar tetap relevan dalam ekonomi yang sangat dinamis saat ini.

Akan tetapi, banyak UMKM yang tergesa-gesa dalam mengalihkan operasinya menjadi online, hal ini dapat menimbulkan risiko kehilangan tujuan transformasi yang sebenarnya, dan tidak memiliki roadmap (peta jalan) yang jelas untuk rencana digital mereka. 

Dalam membantu para Local Heroes menghadapi tantangan dalam menumbuhkan dan mengembangkan bisnis online yang scalable, Crewdible menawarkan Fulfillment Automation yang merupakan penerapan teknologi dan sumber daya untuk mengelola operasional bisnis yang memungkinkan dalam mempercepat proses, menghemat waktu, dan mengurangi kesalahan manusia, yang dijalankan melalui 3 pilar, yaitu, perluasan otomatisasi operasi, otomasi jaringan penjualan, dan teknologi yang dioptimalkan.

“Pelaku bisnis perlu memahami bahwa transformasi adalah perjalanan yang harus diterapkan secara menyeluruh. Meskipun teknologi merupakan pendorong utama, hal ini bukanlah terkait adopsi perangkat digital demi proses digitalisasi saja. Sebaliknya, ini berkaitan dengan fokus pada solusi yang secara efektif akan memposisikan bisnis untuk berkembang di era baru,” tutup Dhana Galindra. (*)

Related Posts

News Update

Top News