Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9:16 WIB (6/1) indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali memasuki zona hijau pada level 6.661 atau menguat 0,12% dari dibuka di zona merah 6.653,76 di awal perdagangan hari ini.
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan hari ini, sebanyak 2,82 miliar saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 222 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp1,5 triliun.
Kemudian, tercatat terdapat 225 saham terkoreksi, sebanyak 202 saham menguat dan sebanyak 191 saham tetap tidak berubah.
Sebelumnya, BNI Sekuritas memprediksi IHSG berpotensi mengalami penurunan terbatas pada perdagangan hari ini. Potensi pelemahan ini setelah IHSG mengalami break support line, dari closed di bawah 5 day MA dan candle lower low.
IHSG berada dalam trend bearish, selama di atas 6.885. Secara teknikal, Indikator MACD bearish, atochastic netral, candle lower low. Jika bisa ditutup harian di bawah 6.850, IHSG masih berpeluang koreksi dengan target 6.784, 6.715 (tercapai), 6.621, 6.557, 6.509. Jika Rebound di atas 6.710, indeks berpeluang menuju 6.766, 6.838, 6.953.
“Resistance pada perdagangan hari ini berada di 6.710, 6.766, 6.838, 6.953 dengan support 6.621, 6.586, 6.557, 6.509. Perkiraan range di rentang 6.600 – 6.700,” ucap Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas, Andri Zakarias Siregar dalam keterangan resmi di Jakarta, 6 Januari 2022
Kemarin (5/1), sebagian besar bursa regional Asia Pasifik mencatat penguatan seperti Hang Seng, Nikkei dan Shenzen Index. Investor mengabaikan komitmen the Fed untuk menaikkan suku bunga dalam mengatasi inflasi. Penguatan Hang Seng ditunjang oleh kenaikan sektor properti dan teknologi. China akan membuka perekonomian negara tersebut meskipun terjadi kenaikan kasus Covid.
Dari Amerika Serikat (AS), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 1,02%, begitu juga dengan S&P 500 yang melemah 1,16%, sementara indeks Nasdaq turun lebih dalam sebesar 1,47%. Data menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS masih kuat di tengah kenaikan suku bunga the Fed untuk meredam inflasi.
Adapun, laporan ADP private payrolls menunjukkan bahwa pemberi kerja menambahkan 235.000 pekerjaan pada bulan Desember, jauh di atas perkiraan ekonom. Sehingga kemungkinan hal ini akan membuat the Fed tetap pada rencananya untuk menaikkan suku bunga. Malam ini AS akan melaporkan nonfarm payrolls untuk Desember 2022. (*)