Jakarta – BRI Finance yang menginjak usia ke-39 tahun ini siap melanjutkan pertumbuhan kinerja keuangan yang sudah diraihnya pada 2022. Bahkan, anak perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang dipimpin Azizatun Azhimah ini mencanangkan pertumbuhan yang lebih tinggi lagi pada 2023 untuk mewujudkan aspirasinya masuk dalam Top 10 Profitable Finance Company in Indonesia pada 2027.
“Setelah tiga tahun melewati pandemi, mudah-mudahan pertumbuhan yang kami capai ini bisa berkesinambungan ke depan dengan profitable yang baik dan kami ingin BRI Finance menjadi top of mind di industri multifinance,” ujar Azizatun Azhimah menjawab pertanyaan Infobanknews pada acara pertemuan dengan Pemimpin Redaksi Media Massa, di Jakarta, 12 Desember 2022.
Menurutnya, selain tantangan perkembangan ekonomi, industri multifinance menghadapi kompetisi yang sangat ketat karena jumlah pemain yang banyak. Namun, pihaknya optimis karena adanya dukungan BRI sebagai induknya yang memiliki jaringan luas dengan memiliki basis nasabah hingga 120 juta.
“BRI Finance terus meningkatkan porsi pembiayaan konsumer hingga kisaran 70% dari total portofolio pembiayaan, seiring dengan penunjukan sebagai Single Gateway Autoloan BRI Group, dan untuk mengutilisasi apa yang ada di BRI, kami memperluas penempatan tenaga pemasar di unit kerja BRI,” ujar wanita yang akrab disapa Azizah ini.
Kendati BRI Finance memacu pertumbuhan asetnya, multifinance ini juga sangat mengutamakan tata kelola dan manajemen risiko dengan mengikuti standar yang ada di BRI agar performa keuangannya bisa tumbuh berkelanjutan. “Karena BRI memastikan governance di semua anak perusahaan seperti BRI Finance berjalan dg baik,” imbuhnya.
Per Oktober 2022, BRI Finance berhasil mencatat pertumbuhan aset 43,0% dan piutang 41,4% secara tahunan. Sejalan dengan itu, kualitas asetnya tetap terjaga dengan non performing financing stabil sebesar 0,5% dengan NPF coverage sebesar 182,5%. Sementara disbursement naik 39,3%, diiringi kenaikan laba sebesar 129%. Pada 2023, BRI Finance optimis menatok target pertumbuhan pembiayaan hingga 150% dan laba sebesar 200%. (*) KM