Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan penggalangan dana oleh perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau fund rise sebesar Rp152,7 triliun di tahun 2023.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, mengatakan bahwa, OJK tetap optimis karena fund rise masih menunjukan pertumbuhan yang baik, tercermin dari nilai penggalangan dana hingga 30 November 2022 mencapai Rp226 triliun.
Tidak hanya itu, hingga saat ini di pipeline pun masih terdapat 91 perusahaan dengan total dana sekitar Rp96,2 triliun.
“Kami masih cukup optimis mengingat saat ini di pipeline juga masih ada 91 company dimana total amoundnya sekitar Rp96,2 triliun dan juga kami lihat di pipeline saat ini untuk ipo masih ada 57 company yang akan listing di pipeline, kemungkinan besar akan di carry over di 2023,” ucap Inarno dalam RDKB November, di Jakarta, 6 Desember 2022.
Kemudian, ia merincikan target dari fund rise tersebut diantaranya, efek bersifat utang atau sukuk (EBUS) sebesar Rp109,47 triliun, initial public offering (IPO) sebesar Rp22,1 triliun dan penawaran umum terbatas Rp21,5 triliun.
Adapun, hingga 30 November 2022, EBUS mencatatkan sebesar Rp29,43 triliun dengan 18 perusahaan, PUT sebesar Rp44,05 triliun dengan 35 perusahaan, dan IPO sebesar Rp31,97 triliun dengan 56 perusahaan. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra