Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) halal merupakan kontributor terbesar ekspor produk halal Indonesia yakni mencapai 63% dari nilai total ekspor produk halal, selama periode 2016-2020 atau tumbuh rata-rata 6,04% per tahun.
Susiwijono Moegiarso Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI mengatakan, kinerja tersebut menciptakan potensi bagi Indonesia untuk terus memenuhi permintaan industri makanan dan minuman halal di global yang terus meningkat.
“Malaysia memang menjadi tujuan utama ekspor makanan halal dengan pangsa pasar 43,4% dari total ekspor makanan halal Indonesia,” ujar Susiwijono dalam sebuah Webinar di Jakarta, Senin, 26 September 2022.
Lebih lanjut, beberapa negara tujuan ekspor makanan dan minuman halal Indonesia juga mengalami kenaikan, seperti di Suriah sebesar 65,0%, Turki 53,1% dan Pakistan 51,2%.
“Saya yakin kita bisa membuka market access dengan berbagai jaringan rantai pasok global pendekatannya tidak hanya government atau dari private sector datang ke masing-masing negara tapi kita justru off-road dengan para multinational corporation yang yang menguasai jaringan pasok global,” ungkapnya.
Selain itu, peran industri mamin memiliki kontribusi besar pada PDB pada tahun 2022 di kuartal- I sebesar 6,55% dan kuartal- II sebesar 6,14%. Secara rinci, pertumbuhan PDB industri makanan dan minuman pada kuartal- II sebesar 3,68% dengan share sebesar 6,14%. Industri makanan tumbuh 3,4% dan minuman tumbuh 14,41% di dukung peningkatan saat Ramadhan dan Idul Fitri.
“Utilisasi sektor industri makanan dan minuman pada kuartal- I 2022 tumbuh stabil dibanding periode sebelumnya dan pada Juni 2022 utilisasi sektor makanan sebesar 69,50% dan sektor minuman 71,74%,” ucap Susiwijono.
Kemudian dari sisi PMI (Purcashing Managers Index), manufaktur Indonesia mengalami peningkatan ekspansif dari 50,22 pada Juni 2022 menjadi 51,3 pada Juli 2022.
“Dari sisi industri untuk makanan dan minuman itu sangat bagus sekali kinerja nya dan share-nya sangat besar sekali terhadap PDB kita,” katanya. (*) Irawati