Bogor – Di tengah ancaman resesi dan inflasi yang semakin tinggi pasca pandemi Covid-19, kinerja PT Penjaminan Jamkrindo Syariah (Jamsyar) tetap stabil. Tercermin Jamsyar mencatatkan aset dari tahun 2021 hingga saat ini sebesar Rp2,5 triliun.
Namun, menurut Gatot Suprabowo Direktur Utama Jamsyar, ancaman resesi global akan sangat membahayakan bagi pelaku industri keuangan tak terkecuali Jamsyar.
“Bahwa ini akan megancam tidak hanya di negeri kita tapi juga global. Tingkat inflasi akan tinggi, resesi akan luar biasa dan ini pastinya akan berdampak pada seluruh industri keuangan termasuk Jamsyar,” ujar Gatot, dikutip Minggu, 18 September 2022.
Untuk itu, lanjut dia, Jamsyar telah memiliki strategi bisnis dari tahun 2022 hingga ke depannya dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi tersebut.
Pada tahun pertama hingga ketujuh, yaitu tahun 2014 hingga 2021, strategi Jamsyar adalah meningkatkan kuantitas untuk bertumbuh secara signifikan. Namun, terhitung tahun 2022 dan ke depannya, Jamsyar akan mulai meningkatkan kualitas dari produk-produk yang akan ditawarkan kepada nasabah.
Baca juga: Mantap, Laba Jamkrindo Syariah Melonjak 272,55%
“Jika di tahun pertama hingga tahun 2021, tahun ke 7 Jamsyar pertumbuhan dari volume omzet bukan lagi tumbuh secara linier tapi tumbuh ekponensial. Terhitung 2022 2023 hingga nanti kondisi ekonomi membaik, kita akan cenderung tumbuh secara kualitas. Bagaimana kualitas produk-produk kita menjadi baik dan hasil akhirnya adalah laba perusahaan akan terus tunbuh dan sehat,” jelas Gatot. (*) Irawati