BTPN Cetak Laba Bersih Rp1,67 Triliun di Semester I-2022

BTPN Cetak Laba Bersih Rp1,67 Triliun di Semester I-2022

 

Jakrata – Bank BTPN mencatatkan kinerja yang solid pada Semester-I 2022, tercatat Bank BTPN berhasil membukukan laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp1,67 triliun atau tumbuh 2% secara year on year (yoy) dari tahun sebelumnya di periode yang sama sebesar Rp1,64 triliun.

Pertumbuhan laba tersebut, didorong oleh penurunan beban bunga sebesar 9% atau sebesar Rp1,70 triliun secara yoy dari sebelumnya Rp1,87 triliun, serta peningkatan pendapatan operasional lainnya sebesar 5% (yoy), meskipun biaya operasional sedikit meningkat sebesar 2% dari Rp3,44 triliun ke Rp3,50 triliun secara yoy.

Selain itu, Bank BTPN melaporkan pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan kredit di industri perbankan mencapai 9,03% secara yoy per Mei 2022.

“Permintaan kredit bertumbuh sesuai dengan momentum pertumbuhan yang optimis, hal ini terlihat dari segmen korporasi meningkat sebesar 22% (yoy) dan adanya peningkatan pada kredit syariah sebesar 11% (yoy), sehingga total kredit yang disalurkan Bank BTPN per akhir Juni 2022 mengalami peningkatan sebesar 10% (yoy) ke posisi Rp149,26 triliun,” ujar Hanna Tantani, Direktur Keuangan Bank BTPN, Selasa, 2 Agustus 2022.

Adapun, Bank BTPN juga mencatatkan peningkatan aset sebesar 11% (yoy), dari Rp175,93 triliun menjadi Rp195,47 triliun pada Semester-I 2022.

“Bank BTPN berhasil menunjukkan kinerja baik sepanjang semester-I tahun ini. Pencapaian ini merupakan hasil dari strategi kami yang senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit sekaligus memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi nasional,” kata Kaoru Furuya, Plt Direktur Utama Bank BTPN.

Selanjutnya, Bank BTPN mampu menjaga kualitas kredit tetap baik, seperti tercermin dari rasio gross Non-Performing Loan (NPL) yang berada di level 1,35%, menurun jika dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 1,46% dan masih relatif rendah dibanding rata-rata industri yang tercatat sebesar 3,04% pada akhir Mei 2022.

Bank BTPN juga mengoptimalkan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) melalui penyesuaian dengan kebutuhan pendanaan kredit dan kebutuhan likuiditas Bank, sehingga DPK Bank BTPN tercatat meningkat sebesar 7% (yoy) atau sebesar Rp103,17 triliun dari periode tahun yang sama sebelumnya sebesar Rp96,64 triliun.

Pertumbuhan DPK tersebut, ditopang oleh meningkatnya saldo Current Account Saving Account (CASA) sebesar 38% atau Rp38,93 triliun dari Rp28,28 triliun secara yoy, sehingga rasio CASA tumbuh menjadi 37,7% dari 29,3%. Sementara time deposit mengalami penurunan sebesar 6% (yoy) menjadi Rp64,24 triliun.

“Upaya menghimpun dana pihak ketiga dilakukan sejalan dengan upaya menekan biaya dana seiring dengan suku bunga acuan Bank Indonesia yang masih rendah, cost of fund (Rupiah) turun dari 3,6% menjadi 2,9%,” imbuh Hanna.

Lanjut ia, Bank BTPN terus memantau kualitas kredit nasabah, mengelola restrukturisasi kredit, dan menjaga kecukupan pencadangan biaya kredit, tercatat penambahan biaya kredit sebesar 6% menjadi Rp740 miliar.

Di tengah kondisi pandemi yang makin membaik, Bank BTPN berhasil meningkatkan pendapatan bunga bersih sebesar 2% menjadi Rp5,72 triliun dari Rp5,59 triliun yoy. Namun, dari sisi yield terjadi penurunan sehingga berdampak pada lebih rendahnya NIM dari 6,76% pada semester-I 2021 menjadi 6,34% pada semester-I 2022.

“Bank BTPN juga menjaga rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 181,3% dan net stable funding ratio (NSFR) 121,3% pada posisi 30 Juni 2022. Perseroan mencatat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 25,2%,” tambah Hanna. (*) Irawati

Related Posts

News Update

Top News