Alhamdulillah, Investor Pasar Modal Syariah Terus Bertambah

Alhamdulillah, Investor Pasar Modal Syariah Terus Bertambah

Jakarta – Di tengah tekanan Covid-19, perkembangan industri pasar modal syariah masih tetap bertahan bahkan bertambah secara signifikan. Meski tumbuh pesat, kontribusinya terhadap pasar modal nasional masih sangat kecil, terlebih jika dibandingkan dengan negara tetangga.

Direktur Pasar Modal Syariah OJK, Fadilah Kartikasasi mengungkapkan, pertumbuhan Indeks Saham Syariah Indonesia sampai dengan Mei 2022 naik 7,28% dari tahun 2021.

“Berdasarkan data dari KSEI, pada akhir tahun 2021 naik 93% dibandingkan tahun sebelumnya dengan jumlah mencapai 7,5 juta investor. Sementara itu per 13 Mei, investor di pasar modal meningkat mencapai 8,7 juta investor,” terang Fadilah dalam acara Roadshow Pasar Modal Syariah Go Internasional yang digelar secara virtual, Sabtu, 18 Juni 2022.

Meski begitu, menurut Fadilah, Industri pasar modal syariah Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan di antaranya terkait peran dan kontribusi investor di mana saat ini bila dibandingkan dengan total populasi, jumlahnya hanya 1,39%.

“Angka ini sangat kecil apabila dibandingkan dengan negara tetangga seperti Thailand yang mencapai 5% dan Malaysia yang mencapai 8,5%,” papar Fadilah.

Oleh karena itu, Fadilah mengajak kepada seluruh pihak terutama para diaspora Indonesia di luar negeri khususnya Turki untuk ikut membangun negeri dengan menjadi investor melalui investasi di pasar modal syariah.

Pada kesempatan yang sama Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Turki, Ecky Imamul Muttaqin mengungkapkan bahwa dalam industri halal, Turki sangat ditopang oleh industri pariwisata dan fashion. Hal Ini sesuai dengan Laporan Global Islamic Economy Report dimana Turki menempati urutan ke-2 dan ke-3. Sedangkan dalam indikator keuangan syariah, Turki tidak masuk dalam 10 besar.

“Meskipun begitu, Turki saat ini mulai melirik industri keuangan syariah sebagai instrumen penting dalam penopang pengembangan industri halal dalam negeri,” ungkap Ecky.

Hal ini dapat dilihat dari pernyataan Presiden Turki yang mengatakan bahwa negara Turki yang mayoritas muslim, patutnya mengikuti tuntunan dan ajaran Islam yang melarang adanya bunga. Menurut Ecky, ini menjadi peluang bagi MES untuk menggali potensi ekonomi syariah di Turki sekaligus mempromosikan model-model pengembangan ekonomi syariah yang telah eksis di Indonesia. (*) Dicky F

Related Posts

News Update

Top News