Jakarta – Selain mengakselerasi transformasi digital, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) juga memiliki peluang untuk bertumbuh. Salah satunya adalah dengan meningkatkan modal dengan go public atau Initial Publik Offering (IPO) di pasar modal Indonesia.
Didik Madiyono selaku Anggota Dewan Komisoner Lembaga Penjamin Simpanan mengatakan, terdapat beberapa alternatif bagi BPR untuk bertumbuh, yaitu dengan mendapatkan lebih banyak deposan dan aset, kedua skenario merger dan akuisisi (M&A), serta meningkatkan modal dengan go public.
“Beberapa penelitian yang berfokus pada negara berkembang menyimpulkan bahwa profitabilitas dan efisiensi bank meningkat setelah IPO (Initial Public Offering)” kata Didik Madiyono, Anggota Dewan Komisoner LPS, dalam seminar yang digelar Infobank bertema Potensi dan Peluang BPR Go Public dan Tren BPR Go Digital, Jum’at, 17 Juni 2022.
Didik juga memberikan contoh, di Amerika Serikat (AS), beberapa community bank atau jenis bank yang paling menyerupai BPR, telah mengambil opsi go public. Hal ini dikarenakan potensi keuntungannya, seperti akses permodalan, likuiditas dan eksposur pasar, serta nilai tambah jangka panjang bagi pemegang saham. Selain itu, Go public juga memberikan kesempatan bagi karyawan dan nasabah untuk berinvestasi.
Sementara itu, studi yang dilakukan pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia dalam kurun waktu 2009 – 2019 menemukan bahwa terjadi peningkatan permodalan, profitabilitas, efisiensi, dan pendapatan bunga bank pasca IPO. (*) Irawati