Jakarta – Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah Daerah Se-Indonesia (Perbamida), Sofia Nurkrisnajati Atmaja mengungkapkan, kolaborasi antara bank pembangunan daerah (BPD) dan bank perkreditan rakyat (BPR) khususnya anggota Perbamida dapat dilakukan guna menghadapi para pesaing baru di industri jasa keuangan.
“Sehingga dapat melakukan penetrasi pasar yang dapat berupa transformasi digital untuk menyaingi fintech (financial technology) atau kolaborasi yang selama ini telah terjalin. Sebenarnya kolaborasi yang terjalin antara BPD dan BPR Perbamida ini sudah ada APEX BPR, linkage program, dan pinjaman-pinjaman likuiditas yang lain,” katanya, dalam Forum Holdingisasi BPD “Peran Pemilik dan Pengurus dalam Memajukan dan Membuat BUMD Semakin Adaptif Pada Era Digital” yang diselenggarakan Infobank, di Solo, Kamis, 19 Mei 2022.
Ia berharap, momen kolaborasi ini dapat terus ditingkatkan, sehingga BPR anggota Perbamida dan BPD bisa menjadi local champion di daerahnya masing-masing.
“Berharapnya ini momen yang bagus untuk BPD maupun BPR milik Perbamida untuk terus meningkatkan sinergi, sehingga ke depannya bisa menjadi BUMD yang semakin kuat dan menjadi local champion di daerah masing-masing,” ujar Sofia.
Kolaborasi yang telah berjalan selama ini antara BPR anggota Perbamida dan BPD, lanjut Sofia, salah satunya adalah linkage program.
“Juga kokaborasi digitalisasi layanan perbankan. Transformasi teknologi sesama anggota Perbamida ini termasuk pengembangan jaringan maupun mobile banking. Berharapnya, karena memang secara aturan dan regulasi, BPR harus tetap menggandeng bank umum untuk teknologi ini. Berharapnya kolaborasi dan sinergi ini bisa terjadi antara BPD dan BPR Perbamida,” katanya. (*) Bagus Kasanjanu