OJK Beberkan Stabilitas Industri Keuangan RI Pada Investor AS

OJK Beberkan Stabilitas Industri Keuangan RI Pada Investor AS

New York – Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyampaikan besarnya potensi investasi Indonesia yang antara lain didukung sektor jasa keuangan yang tetap stabil di tengah kondisi pandemi Covid-19. Hal tersebut ia sampaikan dalam dalam kunjungan kerjanya ke Amerika Serikat menghadiri sejumlah pertemuan dengan kalangan pebisnis dan para tokoh ekonomi serta akademisi di sejumlah kampus di Kota New York.

Wimboh menceritakan laju intermediasi sektor perbankan terus meningkat dan per Februari sudah tumbuh 6,3% yoy dengan risiko yang terkendali terlihat dari data NPL gross 3,1%.

“Industri Perbankan Indonesia juga menunjukkan ketahanan yang konsisten dengan tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR) saat ini sebesar 25,8%. Angka di atas 20% ini konsisten terus meski melewati masa pandemi, dan bahkan terus membaik. Hal ini menunjukkan perbankan Indonesia sangat aman menghadapi potensi risiko di masa depan,” kata Wimboh pada keterangannya, dikutip 25 April 2022.

Sebagai informasi, OJK mencatat kinerja di sektor Pasar Modal juga terus menunjukan tren positif. IHSG pada 14 April 2022 berada pada angka 7.235,53 (9,94% ytd) dan mencapai rekor tertinggi sepanjang masa. Perolehan dana juga terus mencerminkan optimisme pasar dengan 18 Initial Public Offerings (IPO) sepanjang tahun 2022, dengan nilai Rp19,21 triliun.

Pada Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) juga stabil dan kuat. Tercatat Risk Based Capital (RBC) pada asuransi jiwa dan asuransi umum dan reasuransi terjaga dengan baik masing-masing di 535,7% dan 323,1%. Pertumbuhan pembiayaan dari perusahaan pembiayaan juga membaik, tumbuh sebesar 2,43% yoy. Sementara untuk Non Performing-Finance (NPF) perusahaan pembiayaan juga stabil di 3,25%.

Dengan data kinerja industri jasa keuangan yang stabil dan prospek yang bagus, Wimboh mengungkapkan hal tersebut adalah informasi yang sangat bagus bagi para calon investor asing yang ingin berinvestasi di perusahaan-perusahaan jasa keuangan, ataupun berinvestasi di sektor usaha lainnya di Indonesia.

Indonesia juga memiliki potensi investasi yang sangat menarik karena selain didukung jumlah populasi penduduk 274 juta yang sebagian besar usia produktif, kondisi perekonomian juga sangat baik dan terus bertumbuh pulih dari dampak tekanan pandemi Covid-19.

“Dalam ekonomi digital, Indonesia akan menjadi nomor satu di Asia Tenggara, saya percaya itu. Saya rasa kontribusi transaksi pada tahun 2025 diperkirakan dapat mencapai US$124 miliar. Dan kami memiliki 17.000 pulau, kami adalah pusat sumber daya alam. Kami banyak berkembang dalam sektor pertambangan, pertanian, kelapa sawit, perikanan dan pariwisata,” katanya.

Dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan, Wimboh menjelaskan bahwa OJK telah mengeluarkan sejumlah kebijakan di bidang green economy antara lain menerbitkan dokumen Taksonomi Hijau yang akan menjadi panduan aktivitas ekonomi yang melindungi lingkungan hidup dan perubahan iklim.

Kemudian dalam lanjutan kunjungan kerjanya, Wimboh juga melakukan pertemuan dengan Timothy Geithner, mantan menteri keuangan Amerika Serikat pada periode pemerintahan Presiden Barack Obama. Timothy saat ini merupakan pimpinan lembaga investasi internasional yang sangat berminat melakukan investasi pada sektor jasa keuangan Indonesia.

Dalam pertemuan itu, Wimboh menjelaskan bahwa OJK sangat mendorong investasi masuk ke industri jasa keuangan Indonesia untuk semakin memperkuat permodalan lembaga jasa keuangan, khususnya dalam rangka mempersiapkan transformasi digitalisasi dan penguatan kapasitas industri jasa keuangan menghadapi persaingan di tingkat global. (*)

 

Editor: Rezkiana Nisaputra

Related Posts

News Update

Top News